CIANJUR – Ratusan warga di empat dusun, di Desa Sukamulya, Kecamatan Sukaluyu, Cianjur terpaksa mengantre air bersih di bak penampungan air di dekat Masjid Attaqwa, Kampung Babakan, Bandung, kemarin.
Empat kampung ini dilanda kekeringan akibat musim kemarau sejak dua bulan terakhir. Adapun keempat kampung ini adalah Kampung Pasir Nangka, Pasir Domba,Pasir Landak,dan Babakan Bandung. Selain sumur-sumur milik warga mengalami mengering, aliran Sungai Panyusuhan yang membelah kampung juga kering.Warga mengaku,bencana kekeringan tersebut selalu terjadi setiap tahun. Sebetulnya pihak desa telah membangun dua sumur bor artesis untuk membantu persediaan air bersih, namun tidak membantu karena lokasinya cukup jauh.
”Satu-satunya cara dapat air bersih, ya, lewat bak penampungan. Hampir 24 jam warga mengantre untuk mendapatkan air bersih,”kata Engkon, 35,salah seorang warga Desa Babakan Bandung,kemarin. Rumini,40,warga Kampung Pasir Nangka RT 01/07,mengaku, setiap hari dirinya harus mengangkut air bersih dari bak penampungan ke rumahnya yang berjarak sekitar 1 km. Dalam sehari, jelas ibu empat anak ini hanya bisa mengambil air sebanyak tiga kali. ”Kalau pagi saya ngantre dari jam 7, kemudian dilanjut sore dan malam hari. Sehari paling dapat tiga ember,itu pun hanya cukup untuk masak dan cuci, sedangkan untuk mandi tidak ada,”jelasnya.
Kepala Desa Sukamulya Dudu Sudrajat membenarkan wilayahnya terjadi kekeringan akibat kemarau panjang.Menurut dia, bencana kekeringan telah terjadi sejak beberapa bulan terakhir dan menimpa sedikitnya 10 dusun atau kampung. ”Kami telah mengatasinya dengan membangun dua sumur artesis yang lokasinya di belakang kantor desa dan satunya lagi di wilayah Kampung Pasir Rawa, karena di sana sumber airnya cukup bagus,”sebutnya. Dudu mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan dua lokasi sumur artesis tersebut untuk digunakan sebaik-baiknya sebagai sumber memperoleh air bersih.
”Tidak ada batasan mengambil air, silakan warga mengambil sebanyak-banyaknya asal tertib,”ungkap Dudu. Krisis air bersih juga melanda Purwakarta.Lima kecamatan itu meliputi Kiarapedes, Pondoksalam, Bojong, Sukatani, dan Campaka. Dari kelima kecamatan itu, krisis air terparah terjadi di Kecamatan Sukatani.Ada lima kampung yang mengalami kekeringan, masing-masing Kampung Cianting,Andir,Pasir Kalaka, Pasir Baja, serta Kampung Cilalawi. Pemkab Purwakarta berupaya mengatasi krisis air bersih.
Dirut PDAM Purwakarta Dadang Saputra mengatakan, pemerintah sudah memberikan sinyal untuk mengatasi persoalan air bersih. Rencananya akan digarap pada 2012. Menurut dia,musim kemarau ini krisis air bersih melanda sebagian besar wilayah pedesaan di Purwakarta.Pihaknya juga akan memanfaatkan sumber- sumber mata air yang ada di sekitar kaki Gunung Burangrang untuk memenuhi kebutuhan air di Kecamatan Bojong dan Darangdan. ”Teknisnya, baik pengambilan maupun pendistribusian air ke permukiman, sedang dibahas,” katanya.
Sementara untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga Purwakarta,Pemkab mengandalkan sumber mata air Cilembangsari di Desa Cipeundeuy. Dalam hal ini PDAM mengalurkan pipa ukuran besar untuk melayani penggunaan air bersih masyarakat. ricky susan/ asep supiandi/ant
Post Date : 08 September 2011
|