|
PLAYEN (KR) - Krisis air bersih di Kabupaten Gunungkidul mulai melanda Kecamatan Playen. Dalam minggu ini sudah banyak warga yang terpaksa membeli air dari pedagang swasta dan ditampung di sumur gali. Beberapa warga mengaku ratusan sumur miliknya kering dan untuk mencukupi kebutuhan selain dengan cara membeli, mereka mulai menyerbu sumur bor. Krisis air ini terjadi di sejumlah desa diantaranya Siyono Desa Logandeng, Tanjung, Bleberan, Dengok, Peron, Sawahan dan Srikoyo. Sebagaimana dikatakan Sutrisno (43) warga Siyono Kidul, Logandeng, Playen kepada KR, kemarin, kelangkaan air ini terjadi sejak seminggu yang lalu. beberapa sumur gali milik warga jika pun telah memiliki kedalaman lebih dua puluh meter tetapi kondisinya kering-kerontang. Sedangkan suplai air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Gunungkidul sejak empat hari ini mengalami gangguan. Bahkan selama tiga hari ini terpaksa digilir. Kelangkaan air ini juga diakui Agus Mugiyono (40), lantaran sumur miliknya tidak ada air ia terpaksa membeli dari pedagang swasta. Bahkan beberapa warga yang punya hajad, tidak lagi mengandalkan air sumur untuk menopang kebutuhan air bersih tetapi mereka membeli. Harga satu tanki air untuk kapasitas 4.000 liter di wilayah Playen dalam kisaran Rp 65 ribu hingga Rp 75 ribu. Tetapi jika lokasinya jauh dari sumber air wilayah Playen, harganya mencapai Rp 80 ribu hingga Rp 90 ribu pertanki. Ditambahkan Tugiman (55) warga Tanjung, Bleberan kepada KR di rumahnya kemarin, air bersih yang dibelinya dari pedagang swasta itu selanjutnya ditampung ke dalam sumur. Untuk satu tanki kapasitas 4.000 liter dapat digunakan kurang lebih satu bulan. Karena tidak memiliki tempat penampungan air, sumur menjadi satu-satunya tempat penampungan. Sebenarnya wilayah Kecamatan Playen ini memang tidak termasuk kawasan daerah krisis air. Tetapi manakala terjadi kemarau panjang beberapa sumur penduduk mengalami kekeringan. Sudah empat tahun ini tiap kemarau panjang warga terpaksa membeli air dari pedagang swasta, ujarnya. (Bmp) -n Post Date : 30 Agustus 2005 |