MAKASSAR, KOMPAS - Akibat air laut pasang dan Sungai Bua-bua meluap, sedikitnya 250 rumah di Kabupaten Kepulauan Selayar,
Sulawesi Selatan, Minggu (7/2), terendam setinggi lebih dari 1 meter. Daerah yang tergenang paling parah terjadi di Bua-bua Barat dan Mangara Bombang.
Meski tidak ada korban jiwa, sebagian warga setempat mengalami kerugian cukup besar karena sebagian peralatan elektronik dan rumah tangga mereka rusak. Hal ini terjadi karena, selain terendam banjir, sebagian rumah mereka juga dipenuhi lumpur.
Bagi warga setempat, musibah tersebut dinilai cukup besar karena sebelumnya tak pernah terjadi. Banjir tahun 2006 hanya merendam sekitar 25-30 rumah.
”Kejadian ini benar-benar tidak kami sangka,” ujar Indra Zaelani (37), warga Bua-bua Barat, yang dihubungi dari Makassar.
Menurut Presidium Komunitas Peduli Lingkungan Kepulauan Selayar Asrahiyah Abu Bakar, banjir besar itu dipicu pengalihfungsian kawasan hutan mangrove delta Bua-bua seluas 2 hektar menjadi tempat rekreasi. Kegiatan pembabatan hutan mangrove serta penimbunan delta Bua-bua sudah berlangsung sejak Januari lalu.
Di Temanggung, Sabtu (6/2), banjir setinggi 1 meter melanda Desa Selosabrang dan Desa Bejen di Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Bencana ini menyebabkan paling tidak 10 hektar tanaman padi dan 2 hektar pohon sengon di kawasan hutan rakyat rusak terendam banjir. Genangan air mulai surut Minggu sore.
Kepala Seksi Perlindungan Masyarakat Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Temanggung Agus Sudaryono mengatakan, banjir di daerah itu kali ini parah. Pada tahun-tahun sebelumnya, banjir hanya semata kaki dan berlangsung beberapa jam. ”Ini terjadi karena ada tanggul sungai yang jebol,” ujarnya.
Di Purbalingga, dalam sebulan terakhir tercatat dua bendungan di wilayah itu jebol akibat diterjang banjir. Dua bendungan itu adalah Bendungan Suro di Kecamatan Karangmoncol dan Bendungan Munjul di Kecamatan Kutasari.
Kepala Bidang Fisik dan Sarana Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Purbalingga Siswanto mengungkapkan, selain dua tanggul tersebut, ada 32 titik bendungan dan saluran irigasi di Purbalingga yang kini rusak. Untuk memperbaikinya, dibutuhkan dana Rp 39,5 miliar. ”Bendungan dan irigasi itu sangat vital. Kalau tak berfungsi, jelas sawah akan kekeringan (pada musim kemarau),” kata Siswanto.
Sementara tiga jalur transportasi antardaerah di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yakni Baleendah-Dayeuhkolot, Bandung- Baleendah, dan Dayeuhkolot-Pangalengan, yang putus karena hadangan air bah pada Sabtu lalu, sejak Minggu (7/2) normal kembali. Jalur alternatif Buahbatu-Bojongsoang yang sebelumnya macet total karena penumpukan kendaraan hari Minggu kembali lancar.
Adapun genangan air di rumah warga masih tinggi, terutama di Kampung Cieunteung, Desa Baleendah, Kecamatan Baleendah. Hingga Minggu sore ketinggian air masih sekitar 3 meter. Warga yang mengungsi sejak delapan hari lalu belum berani kembali ke rumahnya.
Hari Minggu hanya ada sejumlah warga yang kembali ke kampung untuk melihat kondisi rumah mereka. Dedeh (43), warga RT 4 RW 20, Kampung Cieunteung, misalnya, mendapati perabot rumahnya terendam air. Air mencapai plafon rumahnya.
Air bah di Kampung Jambatan, Desa Andir, Kecamatan Baleendah, juga belum surut. Warga mengeluhkan belum ada tempat pengungsian yang memadai bagi mereka. Selama ini warga Andir kebanyakan mengungsi di rumah kerabat. Tiga tempat pengungsian yang disiapkan pihak Kecamatan Baleendah, yakni di kantor kecamatan, kantor desa, dan kantor salah satu partai politik, sudah penuh.
Di Subang, tanggul di Blok Suryadi, Desa Pengarengan, Kecamatan Legonkulon, terus tergerus dan mengancam terjadi banjir. Ini akibat naiknya permukaan air Sungai Cipunagara sepekan terakhir. Kondisi serupa terjadi di tanggul Blok Istal.
Kapal terbalik
Dari Kasongan dilaporkan, empat dari lima korban kapal kelotok yang hilang saat terbalik hari Jumat akibat menghantam bebatuan di riam Mangkikit di Tumbang Samba, Kecamatan Katingan Tengah, Katingan, Kalimantan Tengah, ditemukan tewas, Minggu. Dalam insiden tersebut, 15 dari 20 penumpang berhasil menyelamatkan diri.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Katingan Ajun Komisaris Jonel Saragih yang dihubungi hari Minggu mengatakan, keempat penumpang yang ditemukan tewas itu adalah Andika Liskia (3,5), Agus Supriadi, Lubin, dan Utu. Sementara Simbar, Kepala Bagian Kesra Pemerintah Kabupaten Katingan, masih dalam pencarian.
Polisi, ujar Saragih, telah menahan juragan kapal, Ontong bin Ruslan, sebagai tersangka. Kapal itu diperkirakan kelebihan muatan karena penuh barang. Selain itu, Ontong tidak memiliki surat tanda kecakapan, seperti surat izin mengemudi kapal dari dinas perhubungan setempat. (ELD/NAR/REK/EGI/HAN/MKN/FUL)
Post Date : 08 Februari 2010
|