Ratusan Rumah Tergenang Air

Sumber:Kompas - 31 Desember 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Bandung, Kompas - Hujan deras yang melanda Kota Bandung selama dua hari terakhir menyebabkan banjir dan merendam ratusan rumah di Kecamatan Rancasari dan Cibeunying Kaler.

Hujan mengakibatkan tanggul Sungai Cidurian di Kecamatan Rancasari tak kuat menahan arus air dan jebol pada Selasa pukul 15.00. Sedikitnya 200 rumah di RT 03, RT 04, dan RT 05 RW 06 tergenang air setinggi 1,5 meter.

Tembok delapan rumah jebol diterjang air sungai. Perabotan, seperti sofa, televisi, lemari es, kipas angin, dan lemari, hanyut. ”Kalau air sungai meluap, biasa. Tetapi, kali ini tanggul jebol dan terjadi banjir sehingga warga tidak siap,” kata Ketua RW 06 Yamin saat membantu warga membersihkan rumah seusai banjir, Rabu (30/12).

Banjir baru surut Rabu dini hari. Warga yang rumahnya jebol mengungsi ke aula RW 05 Kelurahan Mekarjaya. Pada Rabu sore, warga masih sibuk membersihkan rumah dan memperbaiki tanggul.

Pemerintah Kota Bandung segera memberikan bantuan logistik berupa mi instan, beras, air minum, dan obat-obatan. ”Tidak ada korban jiwa. Kerugian material belum kami hitung, tetapi kami sudah meminta Badan Amil Zakat Kota Bandung untuk membantu dana guna memperbaiki rumah warga,” kata Camat Rancasari Medi Mahendra.

”Kalau dihitung, kerugian mungkin sampai Rp 10 juta,” kata Neneng (38). Rumah Neneng di RT 05 jebol. Televisinya rusak tergenang air, sebagian kusen pintunya hanyut.

Medi menduga air sungai meluap karena hujan deras di Gunung Manglalayang. Adapun tanggul jebol karena air terhalang jembatan Tol Purbaleunyi.

Hujan deras pada Rabu siang menyebabkan kali Cicadas meluap dan menggenangi sekitar 100 rumah di empat RT di Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kaler. Ketinggian air mencapai 1,3 meter. Banjir hanya berlangsung satu jam. ”Tetapi, tetap saja semua perabotan basah, termasuk kasur,” kata Irma Sumanti (35), warga setempat.

Bersihkan rumah


Meski banjir besar disertai lumpur menerjang Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, akhir pekan lalu, kegiatan warga di kawasan itu hingga Rabu belum normal. Warga masih sibuk membersihkan lumpur di rumah mereka.

Beberapa warga mengeruk selokan di tepian Jalan Laswi, Majalaya, yang selama empat hari ini tertutup lumpur. ”Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bandung hanya mengeruk selokan dan menumpuk di tepi selokan. Ketika hujan turun, lumpur kembali menyumbat selokan,” kata Riki Waskito dari Garda Caah, kelompok pemuda yang menangani tanggap darurat banjir di Majalaya.

Anang (66), pemilik gudang benang dan kain di RT 1 RW 10 Desa Majalaya, hingga Rabu belum bisa membuka usaha dagangnya karena air menggenangi hampir seluruh isi gudang. Enam kuintal benang dan satu kuintal kain di gudang berukuran 18 meter persegi itu tergenang air. Sebagian besar tekstil milik Anang tidak bisa dibersihkan karena terkena lumpur berwarna coklat. ”Saya rugi lebih dari Rp 20 juta,” katanya.

Sejumlah warga Majalaya yang rumahnya terendam lumpur setinggi sekitar satu meter masih menunggu pompa sedot dari Balai Besar Wilayah Sungai Citarum. Lumpur tidak bisa dibersihkan secara manual karena warga tidak punya tempat pembuangan lumpur. (MHF/REK)



Post Date : 31 Desember 2009