BANDUNG, (PR).- Hujan deras yang mengguyur Kota Bandung kembali mengakibatkan air Sungai Citepus meluap. Selain memacetkan arus lalu lintas, air sungai itu juga merendam ratusan rumah warga di Kelurahan Cibadak, Kec. Astanaanyar.
Meluapnya air Sungai Citepus tersebut adalah yang ketiga kalinya pada musim hujan tahun ini. "Peristiwa pertama terjadi tiga hari sebelum Iduladha, kemudian pada Iduladha lalu. Pada Iduladha lalu malah lebih besar karena air yang masuk ke rumah setinggi perut orang dewasa," ujar Dadang (45), salah seorang warga RT 10 RW 07, Kel. Cibadak, Kec. Astanaanyar, Kota Bandung, Senin (30/11).
Banjir yang merendam ratusan rumah di Kel. Cibadak akibat meluapnya Sungai Citepus menurut Dadang, terutama disebabkan hujan deras yang turun di daerah hulu Sungai Citepus. "Bila hujan hanya turun di sekitar sini saja, biasanya tidak akan terjadi banjir. Akan tetapi, bila hujan deras itu terjadi di hulu, kawasan Pagarsih, Astanaanyar, Bojongloa, dan sekitarnya yang dilintasi aliran Sungai Citepus akan terkena dampaknya," katanya.
Daerah yang paling parah terendam banjir akibat meluapnya air Sungai Citepus kemarin petang adalah wilayah RW 07 Kel. Cibadak. Sedikitnya ada sekitar 150 rumah warga di RT 01, 02, 03, 04, 10, 11, 12, 14, dan RT 15 di RW tersebut yang terendam banjir. Ketinggian air yang merendam rumah warga bervariasi antara 20 cm hingga 1 meter lebih.
Perumahan warga di RT 02 yang paling parah terendam karena lokasinya berada tepat di pinggir bantaran sungai. "Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kami meminta kepada warga untuk tidak berada di sekitar aliran sungai," ujar Ketua RW 07, Wawan.
Macet
Selain merendam ratusan rumah warga, air Sungai Citepus juga meluap hingga ke Jln. Pagarsih, Jln. Astanaanyar, Jln. Cibadak, Jln. Bojongloa, Jln. Pasirkoja, dan sekitarnya, dengan ketinggian hingga mencapai lutut orang dewasa. Akibatnya, sejumlah kendaraan yang melewati ruas-ruas jalan tersebut terjebak banjir dan tidak sedikit di antaranya yang mogok.
Kondisi lalu lintas yang sedang padat karena bertepatan dengan waktu pulang kerja, membuat kemacetan terjadi cukup parah. "Semula arus kendaraan tersendat di perempatan Jalan Pagarsih dan Jalan Astanaanyar karena ada beberapa mobil dan motor yang terjebak di Jalan Pagarsih," ujar Nono (33), salah seorang pedagang.
Namun, karena volume air Sungai Citepus terus meninggi dan luapan airnya meluas hingga ke jalan-jalan lain di sekitar aliran sungai tersebut, kemacetan pun tidak dapat dihindari. Selain pada ruas-ruas jalan yang terendam banjir, kemacetan arus lalu lintas juga terjadi di Jln. Asia Afrika, Jln. Sudirman, dan beberapa jalan tikus yang menghubungkan jalan utama.
Banjir akibat meluapnya air Sungai Citepus baru mulai surut sekitar pukul 17.00 WIB kemudian dan warga membersihkan rumah masing-masing dari genangan lumpur dan sampah yang terbawa air. Sementara kemacetan yang terjadi sejumlah ruas jalan hingga pukul 18.00 WIB masih terjadi. (A-87)
Post Date : 01 Desember 2009
|