SUKABUMI, (PR).- Ratusan rumah warga di Kp. Baru Skip, Kel. Sriwedari, Kec. Gunung Puyuh, Kota Sukabumi, Selasa (7/4) terendam banjir. Walaupun banjir tidak menimbulkan korban jiwa, sergapan air kotor sempat mencemaskan warga setempat. Apalagi, beberapa rumah sempat terendam air setinggi dada orang dewasa dan menghanyutkan peralatan rumah tangga milik warga.
Walaupun masih belum diketahui secara pasti, diperkirakan kerugian yang diderita warga mencapai ratusan juta rupiah. Kerugian tersebut karena seluruh peralatan elektronik terendam banjir sebelum warga menyelamatkannya.
"Banjir itu terjadi ketika hujan deras mengguyur Kota Sukabumi. Air yang berasal dari selokan tiba-tiba meluap dan menggenangi permukiman warga," kata salah seorang warga Dudi Fathul Djawad saat ditemui "PR", Selasa (7/4).
Selain rumah warga, dua masjid dan pesantren sempat terendam hingga satu meter lebih. Bahkan ketika banjir, puluhan santri Pesantren Assirojilmunir tengah mengaji di ruangan kelas. Mereka sempat lari menghindari sergapan banjir.
Air yang berwarna kecokelatan dan berbau itu hanya dalam hitungan menit meluap dan menggenangi ruangan. Mereka baru menyadari air semakin tinggi ketika mengetahui peralatan mengaji terendam. Hanya beberapa menit kemudian tempat tidur dan pakaian terendam banjir.
"Luapan air langsung masuk ke ruangan belajar dan menghancurkan seluruh peralatan mengaji," kata Roni, warga Kp. Baru Skip.
Warga sangat menyayangkan penanganan banjir ini masih belum dilakukan Pemkot Sukabumi. Walaupun banjir sudah terjadi ketiga kalinya, untuk memperbaiki selokan masih belum direalisasikan. "Sebenarnya kami telah meminta adanya perbaikan selokan di sana. Namun, upaya itu masih belum dipenuhi pemerintah," kata Nanang, Ketua RT 04/RW 10.
Perumahan elite
Selain itu, warga sangat menyayangkan pembangunan perumahan elite di sekitar permukiman warga yang tidak memperhatikan tata ruangan. Derasnya air hujan tidak mampu tertampung selokan warga yang berada di bawah perumahan itu.
"Mereka seharusnya membuat gorong-gorong tersendiri yang mengalir ke Sungai Cibandung. Namun, perumahan itu malah melimpahkan aliran limbahnya ke selokan warga," katanya
Sementara itu, anggota DPRD Kota Sukabumi dari Komisi II Irwan Setiawan menyesalkan pembangunan perumahan elite tersebut. Selain tidak memperhatikan air pembuangan perumahan, juga pengembang sama sekali tidak memperhitungkan kemampuan selokan. "Seharusnya pengembang mengalihkan air limbahnya ke Sungai Cibandung karena kemampuan selokan warga sangat terbatas," ujarnya menegaskan. (A-162)
Post Date : 08 April 2009
|