|
PANGKALAN BALAI (SINDO) – Ratusan rumah warga di sejumlah desa di Kecamatan Pulau Rimau,Kabupaten Banyuasin,kemarin terendam air akibat curah hujan yang meningkat. Beberapa hari terakhir ini hujan sering turun di daerah tersebut. Di Desa Dana Mulya, ketinggian air sudah mencapai 30 cm.Akibatnya, aktivitas warga yang bermukim di Jalur 1, Jalur 2, Jalur 3, Jalur 4,Jalur 14,Jalur 15,dan Jalur 16, yang berdekatan dengan aliran Sungai Musi menjadi terhambat. Pasalnya, air sungai tersebut sudah meluap memasuki lingkungan perumahan warga. “Benar, desa kami sudah kebanjiran akibat makin tingginya hujan dan meluapnya air sungai. Kami segera menerjunkan tim untuk mengeceknya. Sekarang banjir belum terlalu parah karena ketinggian air baru mencapai 15–30 cm,” kata Kepala Desa Dana Mulya Hanani kemarin. Dia mengaku bahwa desanya merupakan langganan banjir setiap tahun, terutama saat musim penghujan. Menurut Hanani, air tidak akan mungkin mengepung pemukiman warga jika proyek pengerukan saluran irigasi di Kecamatan Pulau Rimau dikerjakan dengan benar. Sebab kenyataannya, pihak kontraktor hanya mengeruk di pinggir sungai, tidak sampai ke tengah sungai. Akibatnya, tanah yang masih berada di pinggiran sungai tersapu luapan air. “Sekitar Januari lalu ada pengerukan sungai, tapi tidak sampai ke tengah, makanya air meluap lagi dan merendam rumah warga sehingga sangat mengganggu aktivitas warga.Tapi, kalau tanggul sudah tinggi tidak akan banjir lagi,apalagi Dana Mulya ini merupakan langganan banjir,”ucapnya. Dia menyebutkan, bukan hanya desanya yang terkena banjir,di desa tetangga seperti Desa Sumber Mulyo,Tirta Mulya, Buana Mukti,dan Air Senda, pun merupakan desa yang biasa menjadi langganan banjir di musim penghujan. “Untuk mengantisipasinya, kami meminta warga untuk membersihkan paritparit. Tetapi, kalau air sungai yang meluap bagaimana kami bisa mencegah. Sebab sebelum sungai dikeruk, banjir selutut orang dewasa tak hanya merendam rumah-rumah warga, tapi ribuan hektare sawah warga rusak akibat banjir pada 2007 lalu,”tandasnya. Pendapat hampir sama disampaikan Kepala Desa (Kades) Air Senda Salinan. Menurut dia, saat ini air belum terlalu mengganggu aktivitas warga karena hanya menggenangi jalanan dan belum masuk ke pemukiman warga. Namun, banjir terparah setinggi 2 meter pernah terjadi pada 2006 lalu. Dia optimistis banjir hebat tidak akan terjadi karena saluran irigasi dan navigasi sudah mulai dikeruk. “Saat ini air hanya menggenangi jalanan sehingga belum sampai masuk ke pemukiman warga.Ketinggian air baru mencapai 15 cm.Namun, mudah-mudahan banjir seperti pada 2006 itu tidak terjadi lagi, meski puncak banjir biasanya terjadi pada Januari. Warga diimbau untuk selalu waspada,” ucap Salinan. Sementara itu,Camat Pulau Rimau Anthony Liando mengaku belum menerima laporan perihal banjir tersebut. Namun, dia meminta warga setempat untuk mewaspadai kemungkinan terburuk yang bisa terjadi di musim penghujan ini, yakni banjir bandang. “Saat ini di daerah kami masih tergenang di jalanan saja.Kalaudibilangrawandan langgananbanjirmemangiya, desa di Pulau Rimau yang berjumlah 29 saja memang berpotensi banjir karena daerahnya pasang surut. Pagi pasang, sorenya sudah surut kembali,pasang selama 3 jam sedalam 15 cm, lalu sore harinya surut,”katanya. Selain itu, di mengimbau warganya untuk mewaspadai penyakit-penyakit berbahaya yang mengiringi musim penghujan,seperti diare dan demam berdarah dengue (DBD). Caranya dengan meningkatkan kebersihan dan menjaga kesehatan lingkungan sehingga tidak mudah terserang penyakit mematikan tersebut. (yopie cipta raharja) Post Date : 19 November 2008 |