Ratusan Rumah Terendam

Sumber:Koran Sindo - 29 September 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
SEKAYU (SINDO) Hujan deras yang mengguyur Kab Musi Banyuasin dalam sepekan terakhir menyebabkan sebagian wilayah ini dilanda banjir. Sedikitnya ratusan rumah warga terendam. Ketinggian air mencapai 11,5 meter.

Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini,namun kerugian materi ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Di mana puluhan hewan ternak seperti sapi, kambing, unggas, dan budi daya ikan milik warga hanyut dibawa air bah. Menurut warga sekitar,musibah banjir kali ini terbesar dalam sepuluh tahun terakhir. Ratusan rumah warga yang terendam tersebar di enam desa yakni Desa rantau Sialang, Kerta Jaya, Jirak, Gajah Mati,Tebing Bulang,dan Kertayu, Kec Sungai Keruh,Kab Musi Banyuasin.

Jumlah kepala keluarga di enam desa ini sekitar 1.000 jiwa. Kondisi terparah dialami Desa Kerta Jaya dan Tebing Bulang, sekitar 350 rumah terendam banjir berketinggian sekitar 11,5 meter. Sementara di Desa Gajah Mati, dusun 1,2,dan 3 ketinggian air mencapai 1 meter dan sekitar 50 rumah terendam. Akibatnya, sebagian warga terpaksa mengungsi di atas plafon rumah.

Hartono, 48, warga Desa Gajah Mati kepada SINDO menjelaskan, banjir melanda kampung halamannya sejak Selasa (18/9) dini hari pukul 02.00 WIB.Namun saat itu air yang masuk rumah warga belum terlalu besar. Sekitar pukul 04.00 WIB, lanjut dia, air yang cukup besar mengalir deras dari aliran sungai yang berada di sekitar rumahnya dan langsung menerobos rumahnya dan rumah warga lain. Awalnya air tidak terlalu besar,namun setelah beberapa jam kemudian, sebelum makan sahur, air dengan suara gemuruh seperti ombak menerjang pintu rumah,jelasnya.

Dia menambahkan, saat air masuk rumahnya, semua barang berharga telah diselamatkan ke tempat yang lebih tinggi sehingga tidak sampai terendam. Banjir seperti ini setiap tahun pasti datang. Jadi setiap musim penghujan,warga di sini sudah siaga,ujarnya. Dia menjelaskan, dalam banjir yang kedua kali ini, tidak ada korban jiwa akibat terseret arus karena anak-anak telah diperingatkan agar tidak bermain dengan air dan menjauhi aliran sungai. Sejak tahun 1970 daerah kami selalu dilanda banjir tahunan, dan sejak itu pula tidak pernah ada korban jiwa,ujarnya.

Dia mengungkapkan, warga yang rumahnya terendam air untuk sementara menumpang pada kerabat dan tetangga yang rumahnya tidak terendam. Semua peralatan dapur dan bahan makanan diungsikan di rumah warga yang sebagian besar rumah panggung. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, untuk sementara para korban banjir meminta kepada warga lain yang rumahnya tidak terendam. Di sini masih ada daerah yang tidak terendam dan memiliki fasilitas PDAM, sehingga dapat dimanfaatkan untuk air minum, sedangkan mandi masih menggunakan air sungai, tandasnya.

Sumarti, 51,warga Desa Tebing Bulang menambahkan,banjir yang melanda wilayahnya tahun ini adalah terbesar dalam sepuluh tahun terakhir. Karena hampir semua rumah terendam air dengan ketinggian mencapai 11,5 meter. Setiap tahunnya pasti banjir,namun untuk yang kedua kali ini paling besar setelah tahun 1997 lalu,jelasnya. Dia mengatakan, untuk sementara belum ada warga yang terserang penyakit yang berbahaya atau adanya korban jiwa karena terseret arus.

Untuk sementara, dirinya menumpang pada saudaranya yang rumahnya tidak terkena banjir. Sehingga semua barang-barang berharga telah diangkut ke tempat yang lebih aman. Kita telah antisipasi terlebih dahulu sebelum bencana tersebut datang,jelasnya. Saat ini lanjut dia, pihaknya telah menerima bantuan dari Pemkab Muba berupa fasilitas kesehatan, makanan,selimut dan air bersih. Penanggulangan dari pemerintah sejauh ini cukup baik,dengan telah adanya pihak yang telah menyediakan perahu karet sebagai alat transportasi dan posko kesehatan 24 jam bagi yang membutuhkannya.

Semua bantuan telah datang sejak subuh kemarin,terangnya. Camat Sungai Keruh Indita Purnama saat ditemui di lapangan mengatakan, untuk sementara belum dapat dipastikan berapa jumlah rumah dari enam desa yang terendam dan berapa kerugian yang dialami warga. Data sementara rumah yang terendam air sekitar 350 rumah untuk dua desa, sedangkan kerugian materi belum dapat diperkirakan karena banjir yang terjadi baru hari ini,jelasnya. Dia menjelaskan, banjir yang dialami masyarakat di enam desa ini merupakan banjir tahunan yang selalu datang saat musim penghujan.

Selain itu dalam satu tahun bisa terjadi dua hingga tiga kali, tapi untuk tahun ini yang paling besar. Dia menambahkan, banjir yang terjadi selain intensitas hujan yang tinggi dalam sepekan terakhir,juga disebabkan air kiriman dari Kab Muara Enim khususnya Kec Pendopo yang kebetulan dekat dengan Muba. Selain itu, kurangnya drainase yang baik dan tidak adanya lagi pepohonan besar di hutan sekitar desa, sehingga air yang datang tidak mampu lagi ditahan oleh pohon kecil,ungkap dia.

Sementara itu, Wakil Bupati Muba H Pahri Azhari mengatakan, saat ini Pemkab telah menyalurkan bantuan tahap awal, berupa selimut, obat-obatan dan makanan ke beberapa desa yang mengalami musibah. Kita telah lakukan langkah awal dengan menyalurkan bantuan ke beberapa desa yang mengalami bencana banjir, jelasnya saat menyerahkan bantuan di Desa Tebang Bulang,kemarin. Dia menjelaskan, yang perlu diwaspadai warga saat ini yaitu ancaman penyakit pascabanjir karena banyak hal yang dapat terjadi setelah air surut.

Bencana yang sebenarnya, bukan saat banjir menyerang, tetapi setelah air tersebut menghilang. Sebab masyarakat sulit memperoleh fasilitas air bersih dan lingkungan yang kotor dapat mengundang berbagai penyakit. Menurut dia, saat ini Pemkab Muba melalui dinas kesehatan telah menyediakan posko kesehatan yang dapat dipergunakan sewaktuwaktu bagi masyarakat yang membutuhkannya. Kita sebenarnya tidak menginginkan bencana, namun semuanya ini pasti ada hikmah dan maksud tertentu dari tuhan, tandasnya. (edy parmansyah)



Post Date : 29 September 2007