BEKASI, (PR).- Beberapa daerah di wilayah pantai utara (pantura) Jawa Barat, seperti di Kabupaten Bekasi, Subang, dan Karawang terendam banjir, Kamis (9/12).
Banjir itu akibat meluapnya air dari sejumlah sungai besar yang melalui wilayah tersebut, yakni Sungai Citarum, Cilamaya, Ciasem, dan Cipunagara.
Di Kab. Bekasi misalnya, ratusan rumah warga di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong, terendam banjir akibat jebolnya tanggul pembatas Sungai Citarum sepanjang 100 meter. Hal itu terjadi karena tanggul tidak mampu lagi untuk menahan air Sungai Citarum yang meluap sejak Kamis (9/12) dini hari.
Akibatnya, ribuan warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Bahkan dua rumah yang berada di dekat tanggul mengalami rusak parah. "Permukaan air sungai terus naik hingga menjebol tanggul penahan Sungai Citarum," ucap Surim (39), warga Desa Pantai Bahagia.
Kepala Desa Pantai Bahagia, Muhammad Romli mengatakan, untuk sementara ini warga secara bergotong royong menutup bagian tanggul yang jebol menggunakan kantong pasir.
Romli menjelaskan, dampak jebolnya tanggul penahan Sungai Citarum menyebabkan 200 hektare sawah dan 800 hektare tambak milik warga terancam gagal panen. Bahkan ditaksir kerugian mencapai miliaran rupiah.
Pelaksana Pengawasan Projek Balai Besar Citarum Syarifudin mengatakan, luapan air Sungai Citarum melebihi kapasitas normal. Batas ketinggian air mencapai 11,85 meter, sedangkan ambang batas normal hanya 8 meter.
Sekretaris Daerah Kab. Bekasi Dadang Mulyadi mengatakan, sudah memerintahkan Kepala Dinas Bina Marga dan Dinas Sosial (Dinsos) untuk turun ke lokasi guna meninjau kondisi warga Muaragembong.
Di Subang
Sementara dari Kab. Subang dilaporkan, tiga sungai besar yang melintas wilayah pantai utara (pantura) meluap, Kamis (9/12). Akibatnya, ratusan rumah yang berada di bantaran tiga sungai itu terendam banjir setinggi 25-50 sentimeter. Selain itu, luapan air bah juga menggenangi ruas jalan desa sehingga arus lalu lintas menuju lima desa di Kec. Pamanukan nyaris terputus.
Berdasarkan pemantauan "PR", tiga sungai yang tak mampu menampung aliran air hujan dari bagian hulu itu adalah Sungai Cilamaya, Ciasem, dan Cipunagara.
Luapan air sungai juga menggenangi ratusan hektare sawah. Namun karena sebagian besar sawah baru memasuki tahap penggarapan lahan, genangan banjir itu tidak sampai menimbulkan kerugian yang banyak terhadap petani.
Dari pengamatan di lapangan, luapan Sungai Ciasem sedikitnya merendam 800 rumah di Kampung Palabuhan, Desa Ciasem Hilir, Kec. Ciasem. Sementara luapan Sungai Cipunagara telah menggenangi ratusan rumah di Kampung Kedunggede, Lumbung Dukun, dan Kampung Pintu, Desa Mulyasari, Kec. Pamanukan.
Sementara luapan Sungai Cilamaya menerjang ratusan rumah di Dusun Kamurang dan Dusun Balok Desa Cilamaya Hilir. Bahkan diperoleh informasi luapan sungai yang sama telah menggenangi pula ratusan rumah di Dusun Cibosok, Desa Pinangsari yang memang terletak di bantaran Sungai Cilamaya.
Di Karawang
Akibat luapan Sungai Cilamaya, empat desa di Kecamatan Cilamaya Wetan Kab. Karawang terendam banjir. Keempat desa tersebut di antaranya Mekarmaya, Cilamaya, Tegalwaru, dan Muara Lama. Setelah merendam sehari semalam, air mulai surut kecuali di Desa Muara Lama.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun di lapangan, Sungai Cilamaya meluap akibat tingginya curah hujan dari Kab. Purwakarta. Padahal di Kec. Cilamaya Wetan pada Rabu (8/12) hujan tidak turun. Namun, air sungai meluap hingga merendam empat desa.
Di Desa Mekarmaya hingga Desa Cilamaya, luapan air sungai merendam sawah dan rumah warga. Titik rendaman terparah berada di Desa Tegalwaru, yakni Perumahan Pratama Permai. Di perumahan tersebut ketinggian air sempat mencapai satu meter. (A-186/A-106/A-153)
Post Date : 10 Desember 2010
|