JAKARTA(SINDO) – Ratusan rumah warga di wilayah Jakarta Timur kemarin terendam banjir.Bencana akibat meluapnya air Kali Ciliwung ini melanda wilayah Kecamatan Jatinegara dan Kramatjati.
Banjir di kedua wilayah ini sudah terprediksi saat ketinggian air di Pintu Air Katulampa pada Rabu (25/8) mencapai 200 cm. Hal ini disebabkan hujan yang mengguyur Kota Bogor sejak sore hingga malam hari. Sedikitnya dua rukun warga (RW) tergenang di Kramatjati dan delapan di Kecamatan Jatinegara.Ketinggian air terpantau mulai naik sejak subuh kemarin sekitar pukul 04.00 WIB. Menurut Husein, 50, warga RT8/1,Cawang,Kramatjati,Jakarta Timur, air mulai masuk ke pemukiman warga sejak pukul 04.00 WIB. Hingga pukul 06.00 WIB ketinggian air di Kampung Cawang Bawah bervariasi mulai dari 50 cm–2 meter.
”Pukul 06.00 WIB,air sudah masuk ke dalam rumah,”kata Husein saat ditemui di lokasi kemarin. Hingga pukul 14.00 WIB kemarin air hanya surut sekitar 30 cm. Camat Kramatjati Ucok Bangsawan Harahap menjelaskan, meski terjadi penurunan debit air,sejumlah rumah di RW 1 dan 2 masih tergenang.” Warga belum mengungsi, mereka memilih untuk tetap bertahan,” tandasnya. Banjir di Jatinegara bahkan meluas hingga delapan RW yang menggenangi ratusan rumah warga.Menurut Camat Jatinegara Andriyansyah, pada pukul 18.00 WIB banjir mulai surut. ”Warga tidak mengungsi karena mendapat kabar air di Katulampa turun,”ujarnya.
Kondisi banjir tidak sampai berkelanjutan karena air laut tidak pasang dan hujan tidak melanda wilayah Bogor. ”Saya bersyukur karena banjir dapat mengganggu warga yang sedang berpuasa,”ujarnya. Dari pengamatan di lokasi, warga berusaha memindahkan kendaraan bermotor dan barangbarang elektronik ke tempat yang lebih aman. Sayangnya sejumlah kendaraan yang diparkir di pintu gang, seperti terpantau di Gang Arus, Cawang, Kramarjati, justru menyulitkan aktivitas warga. Di sisi lain banjir tidak selamanya mendatangkan masalah. Bagi sebagian warga yang kreatif, mereka mampu mengambil keuntungan dalam musibah tersebut.
Seperti yang dilakukan Heri, 45, dan sejumlah warga di Cawang Bawah, Jakarta Timur. Berbekal kayu dan gabus, warga membuat sampan berukuran 2,5x1,5 meter. Kapal ini digunakan untuk mengantarkan warga untuk berpindah dari lokasi banjir ke tempat kering atau sebaliknya. Meski demikian, Heri beserta rekan-rekan tidak mematok tarif untuk jasa yang ditawarkan. Dia menerima bayaran atas kerelaan si penyewa jasa perahu dadakan tersebut.”Tarif suka rela,ada yang beri Rp1.000–5.000,”tuturnya. Sementara itu, hujan deras pada Rabu (25/8) membuat ketinggian air di Bendung Katulampa mencapai 200 cm atau status siaga dua pada pukul 22.00 WIB.
”Ya, kemarin (Rabu) status Katulampa siaga dua namun kini menurun jadi normal kembali,”ujar petugas jaga Bendung Katulampa,Andi Sudirman. Kemarin ketinggian air kembali normal,sudah di bawah normal yakni 40 cm,pada pukul 16.30 WIB. (isfari hikmat/haryudi)
Post Date : 27 Agustus 2010
|