BANDUNG, (PR).- Hujan deras di wilayah Kota Bandung mengakibatkan sejumlah sungai di Kota Bandung meluap. Di antaranya Sungai Citepus yang melintasi perumahan warga di Kec. Astanaanyar, Sungai Cidurian di Kec. Cibeunying Kaler, dan Sungai Cicadas di Kec. Cibeunying Kidul.
Kerugian paling parah dialami warga di Kel. Cibadak, Kec. Astanaanyar, Kota Bandung. Akibat meluapnya Sungai Citepus, ratusan rumah di bantaran sungai itu terendam luapan air sungai. "Seperti biasanya, bila Sungai Citepus meluap, paling yang terendam perumahan di wilayah RW 7 Kel. Cibadak," ujar Ujang Sanusi (55), pengurus RT 3 RW 7.
Menurut Ujang, sedikitnya 150 rumah warga di RT 1, 2, 3, 4, 10, 11, 12, 14, dan RT 15 di RW itu yang terendam banjir. Ketinggian air yang merendam rumah warga bervariasi dari 20 cm hingga 1 meter lebih.
Meluapnya air Sungai Citepus selama musim hujan tahun ini adalah untuk kesekian kalinya. "Namun, setelah beberapa kali tidak hujan dan dalam dua minggu ini hujan kembali turun, baru kali ini Sungai Citepus kembali meluap," ucap Ujang.
Selain merendam ratusan rumah warga, air Sungai Citepus juga meluap hingga ke Jln. Pagarsih, Jln. Astanaanyar, Jln. Cibadak, Jln. Bojongloa, Jln. Pasirkoja, dan sekitarnya, dengan ketinggian hingga mencapai lutut orang dewasa. Akibatnya, sejumlah kendaraan yang melewati ruas-ruas jalan tersebut terjebak banjir dan tidak sedikit di antaranya yang mogok.
Tertutup sampah
Sementara di Kec. Cibeunying Kidul, meluapnya Sungai Cicadas juga mengakibatkan ruas Jalan A. Yani terendam antara 20 cm hingga 40 cm. Ketinggian air paling parah terjadi tepat di depan Pasar Lama Cicadas (Jalan Cikutra) yang mencapai hingga 40 sentimeter lebih.
"Sebenarnya, kalau tidak tertutup sampah air akan mengalir dan tidak akan meluap ke jalan. Tapi, karena air dari atas (perbukitan Cikutra) dengan membawa sampah, akibatnya aliran (sungai) tersumbat dan meluap ke jalan," tutur Ahmad (44), pedagang buah-buahan di persimpangan Jalan Ibrahim Adjie (Kiaracondong)-Jln. A. Yani.
Meluapnya Sungai Cicadas disertai sampah ke badan jalan mengakibatkan arus kendaraan dari dua arah terhambat. Bahkan, sejumlah kendaraan umum dan sepeda motor banyak yang mogok.
Karena tidak adanya polisi yang mengatur, sejumlah warga menjual jasa untuk memandu pengguna jalan agar tidak terseret arus air yang cukup deras. Namun, hal ini justru mengakibatkan laju kendaraan terhambat dan menimbulkan antrean kendaraan cukup panjang dari arah barat mencapai Jalan Bogor dan dari arah timur kemacetan menyambung hingga ke Sukanegla dan Cimuncang.
Sekitar pukul 17.00 WIB, air genangan mulai surut yang meninggalkan sampah dan bebatuan. Kesibukan paling tampak di wilayah RW 7, Kel. Cibadak, saat warga membersihkan sampah sisa luapan Sungai Citepus. (A-87)
Post Date : 14 Mei 2010
|