|
BANDUNG, (PR).- Ratusan rumah di Kecamatan Dayeuhkolot dan Baleendah, Kabupaten Bandung terendam banjir sejak Senin (10/3) malam. Banjir sempat melumpuhkan jalan yang menghubungkan Andir dan Rancamanyar. Jalur tersebut baru bisa dilewati kendaraan pada Selasa (11/3), pukul 11.00 WIB. Hujan sejak Senin sore hingga malam menggenangi rumah milik 151 KK di RW 13 Kel. Andir, Kec. Baleendah hingga 80 cm. Air juga berasal dari Sungai Cisangkuy dan Ciputat. Walaupun banjir tidak menggenangi semua rumah di RW 13, tetapi air menggenang di jalan-jalan kampung. "Pada pukul 18.00 WIB, air mulai masuk dan surutnya lama," kata Edi Simantri (27), warga RT 16. Sampai kemarin, warga belum berniat mengungsi. "Kami minta agar disiapkan perahu untuk menolong warga pada saat yang diperlukan. Biasanya, mengungsi di dekat jembatan, pakai tenda. Tapi, sekarang belum ada tendanya," kata M. Supriatna, Wakil Ketua RW 13. Sekitar 400 KK di RT 4 RW 4 Kp. Bojong Asih, Desa Dayeuhkolot juga terkena banjir. Air menggenangi rumah hingga selutut orang dewasa. "Setiap Februari, Maret, dan April selalu langganan banjir," kata Yayan Setiyana, Ketua RW 4. Menurut dia, walaupun sudah ada program normalisasi Citarum, namun wilayahnya dekat dengan bermuaranya sungai-sungai lain, seperti Cisangkuy dan Cikapundung. Luapan Kali Gede kemarin menggenangi Jln. Moh. Toha, Desa Citeureup, Kec. Dayeuh kolot, pukul 16.30 WIB. Air menggenangi wilayah RW 9 Kp. Cilisung, Desa Citeureup, Kec. Dayeuhkolot. Warga setempat bersiaga dan mengamankan rumahnya masing-masing. Karung-karung pasir ditumpuk untuk membendung air masuk ke rumah. Pada Minggu malam, banjir juga melanda Kampung Balero, Desa Dayeuhkolot, Kec. Dayeuhkolot. Hujan yang turun sejak siang hingga malam membuat empat rumah di RT 4 dan 5 RW 8 Kp. Balero terendam air hingga ketinggian 60 cm. "Sudah langganan, jadi mau gimana lagi," kata Mamat (42), warga RT 5 RW 8. Puting beliung Sementara itu, tujuh rumah di Kampung Taman Sari Jugul Desa Mekar Jaya, Kec. Arjasari rusak akibat terpaan angin puting beliung, Senin (10/3). Angin juga menghancurkan tanaman di kebun warga. Warga dikejutkan dengan pusaran angin yang bergerak dari Kp. Paku Sorok. Selama 5 menit, putaran angin setinggi lebih dari 10 meter dengan diameter lebih dari 1 meter menyapu atap-atap rumah dan membuat panik warga. "Saya tidur di tempat saudara karena genting rumah sudah tidak ada, jendela pecah, dan basah semua," kata Mimin (40). (CA-170)
Post Date : 12 Maret 2008 |