|
BANDUNG, (PR).-Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Bandung dan sekitarnya, menyebabkan Sungai Citarum dan Cirasea, serta anak sungai Citarum lainnya, meluap. Akibatnya, ratusan rumah di sejumlah desa di Kec. Majalaya, Ciparay, Bojongsoang, Baleendah, dan Dayeuhkolot, dilanda banjir. "Dalam empat hari terakhir ini, Pegunungan Wayang dan Malabar terus diguyur hujan lebat hingga mengakibatkan volume air Citarum dan sejumlah anak sungainya kembali meluap dan masuk perkampungan," kata Koordinator Keamanan dan Penanggung Jawab Lapangan Projek Normalisasi Sungai Citarum, M. Rohendi, kepada PR, Sabtu (23/12). Dampak meluapnya Sungai Citarum, paling dirasakan warga Desa Bojongasih, Dayeuhkolot, Pasawahan, Citeureup, dan Cangkuangwetan, Kec. Dayeuhkolot, serta Desa Andir di Kec. Baleendah. Ratusan rumah warga di desa- tersebut terendam air. Ratusan rumah warga di empat desa di Kec. Majalaya pun kebanjiran. Air juga mulai menggenangi sejumlah rumah warga di Kampung Cijagra, Desa/Kec. Bojongsoang. Di Desa Cangkuangwetan, kata Rohendi, permukaan air Sungai Citarum dan Citepus, Sabtu (23/12) mulai naik sekira pukul 20.00 WIB. Warga yang tinggal tak jauh dari Sungai Citarum dan Citepus sebagian keluar rumah mencari tempat yang aman. Petugas jaga pompa penyedot air di Bojongcitepus, dibantu warga sejak pukul 18.00 WIB segera mengaktifkan mesin. "Dengan pompa itu, ketinggian air masih terkontrol. Biasanya, kalau hujan deras seperti ini, ketinggian air bisa di atas 1,5 meter tapi sekarang turun," kata Dudung, Ketua RT 6 RW 9, Desa Cangkuangwetan. Dayeuhkolot siaga Sejak awal musim hujan, Kec. Dayeuhkolot berstatus siaga. Untuk mengantisipasi dampak bencana banjir, pihak kecamatan sudah mengaktifkan posko bencana alam selama 1 x 24 jam. Tiap malam ada tiga orang petugas satkorlak berjaga-jaga, ditambah tiga petugas piket biasa. "Penetapan status siaga Kec. Dayeuhkolot dilakukan tiap musim hujan," kata Kasi Informasi dan Kehumasan Kec. Dayeuhkolot, Inen. Untuk mengantisipasi terjadinya arus pengungsi, lanjut Inen, pemerintah telah menyiapkan beberapa tempat pengungsian. Seperti di rumah H. Tarno, gedung PLN, kantor kecamatan, bahkan kalau banjir semakin besar, akan disiapkan tenda darurat di atas jembatan. Hujan juga membuat Sungai Ciputat dan Cisangkuy di Desa Andir Kec. Baleendah meluap dan merendam sekira 360 rumah warga. Akibat hujan kemarin, perumahan warga di Kampung Jambatan RW 09 dan Ciputat RW. 13, Kel. Andir, Kec. Baleendah, terendam dengan ketinggian air mencapai 80 centimeter. Meluapnya Sungai Citarum, juga dirasakan dampaknya oleh warga di Desa Bojongsari dan Desa Bojongsoang. Selain me rendam sejumlah rumah warga, lalu lintas melalui jalan utama Desa Bojongsoang terputus. Sejumlah kolam pembenihan milik warga pun meluap. Rumah jebol Sementara itu, di Kec. Majalaya, meluapnya Sungai Citarum, Cirosea, dan Cikaro, mengakibatkan sekira 800 rumah permanen, semipermanen, dan rumah panggung yang tersebar di empat desa terendam banjir. Bahkan, di Desa Sukamaju sedikitnya enam rumah warga retak-retak dan jebol diterjang banjir. Sementara di Desa Rancakasumba, Kec. Solokanjeruk, air sungai menerjang jembatan bambu serta sejumlah lio berikut bata merah yang dalam proses pengeringan. Di Desa Majalaya luapan Sungai Citarum dan Cikaro, merendam sedikitnya 200 rumah warga. Sementara, di Desa Majasetra (300 rumah/KK), Sukamaju (220 rumah/KK) dan Majakerta (160 rumah/ KK). Sejumlah warga kepada "PR" mengatakan, naiknya Sungai Citarum dan Cikaro paling parah terjadi Jumat (22/12) sekira pukul 3.00 WIB. Ketinggian air di sejumlah perkampungan mencapai antara 20 cm hingga 100 cm. Kami sudah menduga Citarum akan meluap, karena Gunung Wayang diguyur hujan lebat sejak siang hari," ujar Adang, warga Desa Sukamaju, Majalaya. (A-87) Post Date : 24 Desember 2006 |