Ratusan Rumah Terendam Banjir

Sumber:Koran Sindo - 11 November 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

SOLO (SINDO) – Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jawa Tengah sejak Selasa (10/11) sore hingga malam,merendam ratusan rumah di Solo dan Sukoharjo. Selain itu, ratusan hektare lahan sawah di Sragen juga terendam air yang membuat petani merugi jutaan rupiah.

Banjir di Solo,kemarin,merendam ratusan rumah seperti di Gandekan (Pasarkliwon), dan Joyotakan (Serengan) dengan ketinggian beragam, antara 50 cm hingga 100 cm.Ini terjadi sejak Selasa tengah malam hingga kemarin siang. Hujan deras juga menyebabkan tembok pagar pembatas kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo ambruk sepanjang kurang lebih 25 meter. Ini mengakibatkan sebuah mobil rusak parah akibat terhantam tembok.

Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Wali Kota Solo Joko Widodo mengungkapkan, pemerintah kota telah mengantisipai langkah-langkah yang akan ditempuh terhadap para korban banjir, jika sewaktuwaktu Sungai Bengawan Solo maupun anak sungainya meluap. Untuk banjir pada Selasa malam lalu, pihaknya telah menyediakan logistik di rumah dinasnya.

“Bantuan itu akan langsung dibagikan setelah data korban masuk,” kata Wali Kota. Masyarakat Kota Solo perlu meningkatkan kewaspadaannya terhadap ancaman banjir. Sebab, debit air Sungai Bengawan Solo naik signifikan hingga terjadi back water pada Selasa (10//11).Tingginya permukaan air Sungai Bengawan Solo bahkan sempat menimbulkan back water,yakni membaliknya aliran air lantaran sungai tak lagi mampu menampung.

Akibatnya, pintu air,seperti Demangan,harus ditutup agar back water tertahan dan tidak menyebabkan banjir di pemukiman. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Gandekan YF Sukasno mengungkapkan, banyak warga yang terpaksa harus menyelamatkan diri ke wilayah lebih tinggi untuk menghindari genangan air. Dia menyebut, jumlah mereka mencapai 31 kepala keluarga di RW 1,103 KK di RW 2,42 KK di RW 4,dan 24 KK di RW 5.

Selain di Solo, banjir juga merendam sekitar 30 tempat tinggal di komplek perumahan Griya Permata Asri (GPA) 1 di Desa Parangjoro, Grogo, Sukoharjo. Akibatnya, para penghuni mengungsi ke rumah tetangga yang tidak kebanjiran. Bahkan,warga terpaksa membangun barak untuk mengungsi karena air tidak kunjung surut. GPA 1 terendam banjir sejak Selasa (10/11) sekitar pukul 22.00 WIB.

Saat itu, hujan deras yang mengguyur Sukoharjo dan sekitarnya selama tiga jam membuat air Sungai Langsur yang berada persis di belakang GPA 1 meluap.Parahnya lagi, air yang menggenangi rumah tidak kunjung surut karena air sungai masih penuh. Hingga siang kemarin,warga masih mengungsi karena air belum surut. Diperkirakan, jika hujan turun kembali banjir tidak akan segera surut.

”Saat hujan,warga sudah waspada. Begitu air masuk,barang-barang langsung diungsikan atau disimpan di atas plafon rumah,”kata salah satu warga GPA 1 Murdiono, 35,kemarin. Menurutnya, air lama surut karena air di Sungai Bengawan Solo juga penuh.Akibatnya, aliran Sungai Langsur yang bermuara ke Bengawan Solo tidak berjalan lancar. Akibatnya, 30-an rumah GPA 1 hanya berharap tidak turun hujan kembali.Murdiono mengaku, banjir yang melanda kemarin merupakan banjir ketiga di GPA 1 pada musim hujan ini.

Padahal, dari pengalaman selama ini,setiap musim hujan kawasan itu selalu kebanjiran 6-7 kali.Hal itu dikarenakan di belakang GPA 1 yang langsung berhadapan dengan sungai tidak dibuat tanggul. Warga lain Agung Budi, 32,menambahkan, selama ini kawasan tersebut sudah menjadi langganan banjir tiap musim hujan. Meski begitu,dari aparat desa Parangjoro maupun pemerintah daerah belum ada upaya untuk mengantisipasi banjir di GPA 1.

”Kami sudah berusaha dengan mengadu ke developer (pengembang),namun hingga kini belum ada upaya apapun,” ujarnya. Kemarin,sejumlah warga tampak sedang membuat barak pengungsian dengan bambu. Barak dibangun karena ada indikasi banjir tidak akan surut. Hal itu dikarenakan air Sungai Langsur masih penuh dan lambat pembuangannya. Menurut Agung,saat rumah kebanjiran warga mengungsi ke rumah tetangga yang terdekat.

Untuk barang-barang berharga sebagian ditempatkan di atas plafon agar terhindar dari air.Di sisi lain, banjir juga melanda kawasan perumahan Solo Baru Selasa (10/11) malam. Namun, banjir yang melanda perumahan Solo Baru langsung surut begitu hujan reda.Selain itu,sejumlah kawasan di Sukoharjo juga terkena banjir.Bahkan,di Desa Karangasem, Bulu, talud jembatan ambrol sehingga tidak bisa dilalui.

”Talud jembatan ambrol saat hujan deras. Hingga kini belum bisa dilewati kendaraan, ”jelas salah seorang warga,Wahyono,47. Tanggul sungai ambrol juga terjadi Desa Kadokan, Grogrol, Sukoharjo yang mengakibatkan sekitar 10 rumah terkena banjir. Ada dua titik tanggul sungai Samin yang longsor, yakni di RT 3/3 Dukuh Karangle sepanjang 20 meter dan RT 3/4 Karangale sepanjang 10 meter. (fefy dwi haryanto/sumarno)



Post Date : 11 November 2010