SELAYAR(SI) – Ratusan rumah di Buabua Barat,Desa Balang Sikuyu,Kecamatan Benteng,Kepulauan Selayar,terendam banjir sekitar 1 meter.
Banjir mulai menggenangi rumah penduduk sekitar pukul 08.00 Wita kemarin,setelah turun hujan selama empat jam. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, tapi puluhan meter kubik kayu milik warga hanyut dan merendam berbagai perabotan rumah tangga.Belum ada angka pasti kerugian yang dialami warga, tapi diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah. Banjir yang melanda permukiman warga di lokasi hutan bakau delta Buabua ini membuat panik. Air mulai surut setelah warga membobol tanggul jembatan di Buabua 3 menggunakan alat berat. MenurutDgSitaba,seorangwarga Buabua, banjir ini baru kali pertama terjadi.
Sebelumnya, meski hujan Selayar tidak pernah banjir, diduga banjir terjadi setelah semua hutan bakau di wilayah Buabua habis ditebang oknum tertentu. “Hutan bakau ini memang sebagai hutan penyangga air.Karena itu, setelah dibabat tidak lagi bisa menampung air. Banjir ini terjadi akibat luapan Sungai Buabua,” ujarnya. Warga berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Selayar memberikan ganti rugi kepada warga. Sebab, Pemkab Selayar yang memberi izin investor menebang pohon di hutan bakau tersebut.“ Daerah resapan air ini telah ditimbun investor dari PT Nur Ali Mandiri,”kata sejumlah warga.
Warga menduga perusahaan tersebut belum mengantongi surat izin beroperasi.Namun,tetap melakukan aktivitas dan Pemkab Selayar tidak melarangnya. Padahal, wilayah Buabua merupakan daerah resapan air. Untuk mengantisipasi terjadi banjir lagi, warga meminta Pemkab Selayar segera menghentikan pembabatan hutan.Apalagi, Buabua merupakan daerah resapan air sehingga harus segera dilakukan konservasi.
Sementara itu,Direktur PT Nur Ali Mandiri Ali Gandong membeli tanah itu dari istri Saing, salah seorang warga di Buabua. Dia pun mempersilakan tim Kementerian Lingkungan Hidup melakukan pemeriksaan. “Saya melakukan ini untuk kepentingan masyarakat. Supaya tidak ada lagi sarang nyamuk dan bau bangkai, dengan membangun kolam renang di wilayah itu,” ujarnya. Dia mengaku, Bupati Kepulauan Selayar Syahrir Wahab sudah melayangkan surat kepadanya untuk menghentikan aktivitasnya sementara. Bahkan, telah memerintahkan Wakil Bupati Nur Syamsina Aroeppala berkonsultasi, tapi kenyataannya tidak pernah menindaklanjuti aktivitas penimbunan ini.
“Jadi, saya menganggap tidak ada masalah lagi,”tandasnya. Nur Syamsina Aroeppala cukup menghargai pendapat tersebut. Namun, dia tetap memerintahkan Camat Benteng dan Lurah Benteng Utara menelusuri adanya penjual tidak sah. Di samping itu,pemkab segera meninjau lokasi banjir dan memberikan bantuan bagi warga yang terkena musibah banjir.
Sementara itu, di Bulukumba, puluhan kios dan los di Pasar sentral Bulukumba terendam banjir sebatas betis orang dewasa.Akibatnya, sebagai besar barang jualan pedagang di pasar itu basah dan aktivitas di pasar sempat terhenti. Banjir di pasar sentral tersebut terjadi karena adanya penyumbatan saluran air di area pasar. (baharuddin)
Post Date : 09 Februari 2010
|