Ratusan Rumah Terendam Banjir

Sumber:Koran Sindo - 09 Juni 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

UNGARAN(SI) – Ratusan rumah milik warga di Desa Rowobone,Kecamatan Banyubiru,Kabupaten Semarang, sudah satu pekan ini terendam banjir yang diakibatkan meluapnya Rawa Pening.

Akibatnya,ratusan warga terpaksa mengungsi ke rumah warga lain yang letaknya lebih tinggi.Menurut Kepala Desa Rowobone Agus Susilo, banjir terjadi karena curah hujan yang turun dalam satu pekan ini cukup tinggi. Sehingga, Rawa Pening yang letaknya berada di sebelah utara desa tidak mampu menampung air hujan dan meluap hingga ke pemukiman warga.

“Rumah warga sudah tergenang banjir sejak enam hari lalu. Banjir terjadi karena Rawa Pening meluap akibatcurahhujanyangturundalam beberapa hari lalu tinggi,” kata Kades kemarin. Dijelaskan, pada hari pertama terjadi banjir,ketinggian air yang menggenangi rumah warga mencapai 60 sentimeter atau setinggi lutut orang dewasa.Namun, sekarang air sudah berangsur surut.

Saat ini ketinggian air sekitar 30 sentimeter dan masih menggenangi sedikitnya 50 rumah warga di tiga RT di wilayah RW II,Dusun Rowoganjar, Desa Rowobone. Warga yang rumahnya hingga kini masih tergenang air masih berada di tempat pengungsian. Sedang warga yang rumahnya sudah tidak tergenang air mulai membersihkan lumpur dan kotoran yang masuk ke dalam rumah.

Salah seorang warga,Partono,54, menuturkan,dalamsatubulanterakhir di sekitar wilayah Kecamatan Banyubiru sudah terendam air luapan dari Rawa Pening namun tidak sampaimenggenangirumahwarga. Setelah diguyur hujan terus menerus selama enam hari lalu,luapan air Rawa Pening semakin meninggi dan masuk ke rumah warga hingga ketinggian 30 sentimeter.

“Kalau ketinggian air di jalan kampung mencapai lutut orang dewasa,”ujarnya. Dikatakan,akibat terendam air dalam waktu yang cukup lama, sekitar 300 warga dari 150 kepala keluarga (KK) di Desa Rowobone mulai terserang penyakit gatal-gatal. Sayangnya, hingga saat ini tidak ada perhatian dari pemerintah. “Kami sangat mengharap kan bantuan dari pemerintah.

Sebab, akibat banjir kami tidak bisa beraktivitas dan tidak ada penghasilan,” tutur Partono. Menurut dia, dalam satu pekan ini aktivitas warga terganggu karena lingkungan tergenang air.Sehingga warga yang bisa beraktivitas hanya mereka yang memiliki perahu.“ Kondisi ini mengakibatkan kami tidak dapat bekerja dan tidak mempunyai penghasilan.

Sekali lagi kami sangat berharap, pemerintah peduli dengan nasib warga di sini (Desa Rowobone),”tandasnya. Sementara itu, selain menggenangi ratusan rumah warga,banjir juga menggenangi sekitar 70 hektare sawah di Desa Rowosari,Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Akibatnya, tanaman padi yang sudah menguning rusak dan terpaksa dipanen dini. “Jika tidak dipanen dini, padi akan menguning akan busuk. Untuk mengurangi kerugian, kami terpaksa melakukan panen dini,” kata sejumlah petani Desa Rowosari. (angga rosa)



Post Date : 09 Juni 2009