Ratusan Rumah Terendam Air Laut Pasang

Sumber:Pikiran Rakyat - 23 Januari 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
INDRAMAYU, (PR).- Ratusan rumah nelayan di Desa Cangkring, Kec. Cantigi Kab. Indramayu terendam air laut yang mengalami pasang cukup tinggi. Air pasang yang dikenal warga setempat sebagai rob-roban itu membuat warga panik karena sudah berlangsung sejak empat hari lalu.

Selain merendam permukiman warga, air laut pasang yang bergerak ke daratan melalui Sungai Cangkring itu juga menggenangi dan merendam tambak milik para nelayan. Sejumlah warga Desa Cangkring kepada "PR", Selasa (22/1) mengungkapkan, rob-roban telah melanda desanya sejak Minggu (20/1). Hingga kemarin, air laut masih menggenangi kawasan permukiman warga.

"Memang sih air laut pasang hanya menggenangi rumah warga sekitar dua jam sehari. Yakni mulai pukul 8 hingga pukul 9 pagi dan kembali surut sekitar 2 sampai 3 jam kemudian," kata Sanadi (42) warga setempat.

Namun, dampaknya sangat merugikan bagi warga setempat yang hampir semuanya berprofesi sebagai nelayan dan petambak. Karena rumahnya terendam, nelayan banyak yang tidak melaut khawatir terjadi sesuatu pada keluarganya.

Dampak rob-roban dirasakan langsung oleh petani tambak. Air pasang itu merendam tambak serta menghanyutkan ikan dan udang yang mereka budidayakan.

Bahkan, kata Was`an, warga lainnya, tiap kali rob-roban datang, masyarakat khususnya ibu-ibu dan anak-anak menjadi panik. Bersama keluarga dan warga lainnya, mereka berusaha menyelamatkan barang-barang dari rumahnya masing-masing. "Kepanikan sangat terasa terutama di kalangan warga yang rumahnya berdekatan dengan sungai yang meluap akibat rob-roban," kata Was`an.

Tanggul

Berdasarkan keterangan yang diperoleh, rob-roban dengan air laut yang cukup tinggi itu terjadi setelah kondisi ketinggian tanggul sungai sejajar dengan jalur jalan yang ada.

Oleh karena itu, warga berharap Pemkab Indramayu segera membuat dan meninggikan tanggul Sungai Cangkring yang sudah ada. Saat ini, permukaan air sungai itu sudah nyaris sejajar dengan kawasan permukiman penduduk.

"Kalau kondisi seperti ini terus dibiarkan, jelas kehidupan warga tidak akan tenang. Warga akan selalu cemas oleh terjangan air rob-roban yang bisa datang tiba-tiba," kata salah seorang warga.

Untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan, warga Desa Cangkring sejak empat hari lalu memberlakukan "siaga satu" terutama di malam hari. Tidak sedikit pula warga yang mengevakuasi keluarganya ke desa tetangga. (A-96)



Post Date : 23 Januari 2008