|
JAYAPURA - Sekitar 290 rumah dan 200 hektare lahan pertanian milik warga Koya Barat Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, tenggelam. Ketinggian air yang merendam permukiman penduduk itu mencapai 2 meter. Puluhan ternak milik warga juga hilang. Banjir bandang itu terjadi akibat hujan deras sejak Jumat malam lalu. Akibatnya, sekitar 290 KK atau kurang lebih 2.964 jiwa untuk sementara diungsikan ke tempat yang lebih aman. "Mereka kami ungsikan ke masjid dan balai pertemuan," ujar Lurah Koya Barat Supriyanto. Banjir bandang di kawasan itu memang baru kali pertama terjadi. Banjir tersebut datang tiba-tiba karena Bendungan Tami jebol. "Bendungan itu jebol karena selama ini tidak terawat," katanya. Supriyanto juga mengatakan, kerugian yang dialami warga belum bisa ditaksir. Sebab, air belum surut. "Bantuan kepada penduduk, tampaknya, perlu dilakukan hingga beberapa bulan," ujarnya. Sementara itu, beberapa warga yang rumahnya terendam banjir, seperti Samidin, 80, mengatakan, bencana banjir itu baru pertama terjadi, selama Koya Barat ini dibuka sejak 1982. "Lihat rumah saya (banjir hingga menutupi pintu rumahnya), tiga ekor kambing dan lima ekor ayam saya hilang," katanya. Hal senada dirasakan Sunarko, 35. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani itu hanya bisa menyelamatkan pakaian di badan serta istri dan anaknya. Barang elektronik, pakaian, dan barang lain ada di dalam rumah. Sementara itu, salah satu anggota DPRD Kota Jayapura Abisai Rollo yang mengunjungi lokasi itu mengatakan, pihaknya akan mendesak Pemerintah Kota dan Provinsi Papua, dalam hal ini Dinas PU, untuk segera mengkaji Bendungan Tami. Dengan begitu, ke depannya tidak terjadi hal serupa yang menyengsarakan dan mengorbankan rakyat sendiri. (yom/jpnn) Post Date : 13 Maret 2006 |