JAKARTA(SI) – Sebanyak 187 kepala keluarga (KK) atau sekitar 900 warga RW 04 dan RW 12 Kelurahan Bintaro,Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan masih mengungsi karena rumahnya terendam air setinggi satu meter.
Rumah mereka terendam banjir akibat jebolnya tanggul Kali Pesanggrahan, Selasa (17/8) lalu.Semula jumlah rumah yang terendam sebanyak 225 di Kompleks Induk Koperasi Pegawai Negeri (IKPN). Hinggakemarinsore,jumlahrumah yang terendam mulai berkurang. Saatiniadatigaposkoyangtelah didirikan,yakni dua posko di RW 04 dan satu posko di RW 12.
Posko pengungsian di RW 04 ada di SDN 05 Bintaro dan salah satu rumah warga. Sedangkan satu lagi posko Palang Merah Indonesia (PMI) di Masjid al- Humairah di RW 12. Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo kemarin meninjau langsung lokasi banjir. Untuk mencegah banjir susulan akibat luapan Kali Pesanggrahan, sedikitnya 50 personel TNI dikerahkan untuk membangun tanggul buatan dari karung pasir.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Ery Basworo mengatakan, tanggul Kali Pesanggrahan jebol karena tidak mampu menampung beban.Menurut dia, Kali Pesanggrahan merupakan tanggung jawab Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane Kementerian PU. Sementara itu,kewenangan Pemprov DKI Jakarta hanya sebatas membebaskan lahan untuk pembangunan tanggul di badan sungai.
”Sedangkan biaya konstruksi menjadi tanggung jawab Kementerian PU,”kata Ery Basworo. Pihaknya memastikan banjir di sekitar Kali Pesanggrahan tidak ada kaitannya dengan Situ Gintung. Menurut dia, tanggul jebol karena curah hujan di wilayah Jakarta sangat tinggi. ”Kalau yang tertampung di Situ Gintung sedikit. Dan yang di bawah Situ Gintung itu masih banyak dan mengalir ke Kali Pesanggrahan,”ujarnya.
Bantuan dari Pemkot Jakarta Selatan berupa mi instan,beras,dan selimut juga telah didatangkan. Namun, karena tidak ada kompor untuk memasak, diharapkan bantuan yang diberikan sebaiknya berupa makanan siap saji. Kepala Seksi Operasional Suku Dinas (Sudin) Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar dan PB) Jakarta Selatan, Muchtar Zakaria mengatakan, sebanyak 10 perahu karet, sejak Selasa (17/8) malam sudah dikerahkan untuk mengevakuasi warga.
Perahu karet berasal dari Brimob Polda Metro Jaya, Sudin Damkar Jakarta Selatan,Satpol PP Jakarta Selatan, dan ormas yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Menteri PU Djoko Kirmanto memastikan akan memperbaiki tanggulyangjebol. Takhanya itu,traseair akan diperlebar sehingga arusnya bisa lancar. Syaratnya, harus ada pembebasan tanah dari Pemprov DKI Jakarta.
”Masyarakat supaya merelakan sebagian tanahnya dibebaskan, tidak gratis dan jangan dibuat sulit.Kalau pembebasannya sudah selesai, tanggul akan kita geser,”ujar Djoko Kirmanto. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengakui kawasan tersebut merupakan rawan banjir.Menurut dia, di kompleks IKPN biasa disebut seperti baskom air.Air yang menggenang tidak bisa keluar karena tak ada jalan keluar. ”Karena memang sangat rendah. Air hanya bisa surut kalau dipompa keluar.
Untuk itu, kita kasih pompa yang cukup besar dengan kapasitas 250 liter per detik. Ini kita tambah lagi dengan dua mobil unit yang besarnya kurang lebih 150 liter per detik,”beber Fauzi. Sebelum banjir di kawasan Kali Pesanggrahan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat curah hujan mencapai angka 100.8 mm dengan pusat ketinggian di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan.
Kepala Sub-Bidang Informasi Meteorologi Publik BMKG Hary Tirtodjatmiko mengatakan, secara hidrologi terjadinya banjir atau naiknya ketinggian air tidak hanya disebabkan hujan pada hari itu. Dia memaparkan pada Selasa (17/8),BMKG mencatat curah hujan di kawasan Jakarta hanya mencapai angka 31 mm.
”Namun, di kawasan sekitar Puncak,Bogor, curah hujan tertinggi,yakni 68 mm.Jadi, banjir yang terjadi sekarang, tidak hanya karena hujan lokal tetapi juga karena kawasan tersebut dilalui aliran sungai dari Bogor yang juga mendapatkan curah hujan yang cukup tinggi,”paparnya. (ahmad baidowi/ helmi syarif/megiza)
Post Date : 19 Agustus 2010
|