SELAIN lahar dingin, hujan deras juga membuat sejumlah wilayah dilanda banjir. Di Solo, rumah-rumah warga yang berada di bantaran SungaiBengawanSolountukkesekian kalinya dilanda banjir.
Pemerintah Kota Solo bertekad segera merampungkan program relokasi hunian yang ada di bibir sungai lintas provinsi tersebut. Hujan yang turun sejak Senin sore (3/1) hingga dini hari kemarin mengakibatkan debit air Sungai Bengawan Solo meluap hingga wilayah bantaran.Kondisi yang telah biasa ini menyebabkan banyak rumah yang mendiami area larangan untuk tempat tinggal itu terendam. Genangan air setinggi 0,5 meter hingga 1,5 meter ini menimpa ratusan rumah di tujuh kelurahan yang dihuni oleh ribuan warga. Kelurahan tersebut selama ini memang langganan banjir karena letaknya dekat dengan sungai yang bermuara di Gresik itu,yakni Sewu, Joyotakan, Semanggi, Sangkrah, Pucang Sawit, Gandekan, dan Pasarkliwon. Wakil Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengungkapkan, karena sudah langganan banjir,warga langsung tanggap ketika bencana datang, di antaranya dengan mendirikan tenda.
Pemerintah kota, kata dia, akan segera memberikan bantuan terutama makanan siap saji dan peralatan membersihkan rumah. Di Sukoharjo, banjir akibat luapan Bengawan Solo juga membuat 413 ratusan rumah terendam. Dari pantauan SINDO, banjir melanda Kampung Nusupan, Kadokan, Kecamatan Grogol. Selain itu, banjir juga terjadi di Kecamatan Mojolaban dan Polokarto. Diperkirkan, jumlah rumah warga yang terendam mencapai ratusan dan tersebar di tiga kecamatan tersebut. Wakil Komandan SAR Sukoharjo Muchklis mengatakan, daerah-daerah yang tergenang air berbatasan dengan bibir Bengawan Solo. Setiap kali hujan deras, debit air sungai Bengawan Solo langsung naik sehingga meluap ke kampung-kampung.
Di Klaten, banjir menerjang tujuh desa di Kecamatan Cawas. Banjir terjadi akibat Kali Dengkeng meluap serta adanya limpahan air dari kawasan pegunungan di kabupaten Gunungkidul. Menurut Camat Cawas Prihasanto, luapan dari kali Dengkeng menggenangi empat dusun di Desa Bawak dan pasar hewan di Desa Cawas. Banjir setinggi lutut orang dewasa itu mulai terjadi sekitar pukul 24.00 WIB. “Luapan air kemudian merendam ratusan rumah di Desa Bawak. Sedangkan di Desa Cawas,air terpusat di pasar hewan,” kata Prihasanto,kemarin. Aktivitas pasar hewan pada pagi harinya untuk sementara dipindah ke terminal Cawas. Selain luapan kali Dengkeng, banjir juga terjadi di kawasan Cawas Selatan akibat limpahan air dari pegunungan di Kabupaten Gunungkidul.
Daerah yang tergenang akibat limpahan air itu antara lain Desa Bendungan,Karangasem,Burikan, Tugu, dan Nanggulan. Banjir juga mengakibatkan sejumlah tanggul di desa yang tergenang menjadi jebol.“Daerah Cawas selatan memang berbatasan dengan Gunungkidul, sawah sawah yang berusia 70 hari di kawasan itu juga terendam air.Beruntung saat ini sudah surut, kalau terendam lagi saya khawatir bakal mengalami kerusakan,” paparnya.
Sementara itu, Sri Lestari, salah satu warga Dusun Krajekan, Desa Bawak mengaku sebelum banjir merendam rumahnya pada pukul 02.00 WIB dini hari,sejumlah teman yang tinggal di pinggiran sungai Dengkeng sudah memberikan informasi melalui handphone bahwa air mulai naik. (fefy dwi haryanto/ sumarno/ary wahyu wibowo)
Post Date : 05 Januari 2011
|