|
Serang, Kompas - Hujan yang turun semalaman mengakibatkan ratusan rumah di sejumlah daerah di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon, Banten, terendam. Ratusan hektar sawah dan tambak milik warga serta sejumlah ruas jalan turut terendam. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, tetapi kerugian yang dialami warga mencapai puluhan juta rupiah. Berdasarkan pemantauan, hujan mulai turun pada Kamis (1/2) malam, sekitar pukul 21.00 dan mereda pukul 05.00. Sementara itu, air di sejumlah daerah mulai meluap pada Jumat dini hari kemarin, sekitar pukul 02.00. Di Cilegon, banjir merendam ratusan rumah warga yang berada di tiga kecamatan, yakni Cibeber, Ciwandan, dan Cilegon sendiri. Kondisi terparah ditemukan di Desa Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan. Hingga Jumat siang puluhan rumah warga masih terendam air setinggi lutut orang dewasa. Banjir di Cilegon disebabkan luapan sejumlah saluran air, yang tidak mampu menampung air kiriman dari daerah pegunungan di atas Kota Cilegon. Kondisi itu diperburuk dengan tidak tersedianya saluran air di tepi jalan. Sementara itu, di Serang, kondisi terparah terjadi di daerah pesisir pantai utara, dari Kecamatan Kasemen, Pontang, Tirtayasa, hingga Tanara. Ratusan rumah warga di sepanjang jalan cincin utara kota Serang itu pun terendam banjir setinggi lebih kurang 60 sentimeter. Begitu pula ratusan hektar sawah dan tambak milik warga, termasuk sejumlah tambak yang siap panen. "Tambak saya sebentar lagi mau dipanen. Karena terkena banjir, ikan bandeng hanyut sehingga tidak bisa dipanen," kata Samir (40), seorang pemilik tambak. Dia mengalami kerugian lebih dari Rp 5 juta. Banjir juga merendam ratusan rumah serta puluhan hektar sawah di lima desa di Kecamatan Anyer, antara lain, Desa Anyar, Mekarsari, Sindang Karian, Kosambi, dan Tanjung Manis. Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Serang Edi Kelana mengatakan, intensitas hujan yang turun mencapai 99 milimeter. Akibatnya, aliran sungai di Banten meluap karena tak mampu menampung air. (nta) Post Date : 03 Februari 2007 |