|
PALOPO– Banjir melanda empat kecamatan di Palopo, kemarin. Akibatnya, ratusan rumah penduduk di Kecamatan Wara, Wara Selatan, Wara Timur, dan Telluwanua, terendam. Banjir terjadi sekitar pukul 21.00Wita,Rabu (29/2),setelah hujan lebat mengguyur Palopo sekitar tiga jam. Pantauan SINDOdi Kecamatan Wara dan Wara Timur, banjir terjadi di permukiman penduduk Su-rutanga, tepatnya di sekitar bantaran Sungai Latuppa yang mengitari wilayah Surutanga. Sedikitnya 200-an rumah warga di wilayah ini terendam banjir hingga satu meter. Hingga siang kemarin,warga Surutanga membersihkan rumahnya akibat banjir menyisakan endapan lumpur setelah air surut.Warga Salutellue di Kecamatan Wara Timur, ikut merasakan banjir akibat Sungai Latuppa meluap.“Warga membersihkan rumahnya dari lumpur setelah banjir surut. Sekitar 200-an rumah penduduk terendam banjir, lima rumah di antaranya rusak,”kata Rusli,Ketua RT 5 Surutanga. Di wilayah Songka, Kecamatan Wara Selatan, tidak kurang dari 300 rumah yang terendam banjir setinggi perut orang dewasa.Warga mengevakuasi harta benda dan barangbarang berharga ke tempat ketinggian karena hingga Kamis (1/3) dini hari, sekitar pukul 03.00 Wita,banjir belum surut. Banjir di wilayah ini akibat air Sungai Songka meluap. Kondisi terparah juga terjadi di seputaran Jalan Belimbing, Ahmad Dahlan,H Hasan, termasuk sebagian ruas jalan protokol Andi Jemma, terendam banjir setinggi lutut orang dewasa. Warga Belimbing di Kecamatan Wara bahkan sempat mengungsi karena banjir mencapai satu meter. Ratusan rumah penduduk di daerah ini diterjang banjir yang menyisakan lumpur tebal. “Banjir kali ini cukup besar karena terjadi di tiga kecamatan dan lokasi yang dilanda banjir sebagian besar kawasan permukiman padat penduduk,” kata Kepala Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Palopo Budi Sada. Menurut dia, tidak ada korban jiwa dan luka-luka dalam banjir ini.Namun, ratusan rumah penduduk terendam banjir dan 20-an rumah terdata mengalami kerusakan berat akibat diterjang banjir. “Pendataan masih dilakukan di beberapa lokasi banjir, tapi sejauh ini penanganan banjir tertangani baik,”katanya. Diakuinya, saat banjir melanda, aparat BPBD bersama tim Gegana dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Palopo disiagakan di Km 8 Latuppa, Kecamatan Mungkajang.“Terjadi longsor di Latuppa, tepatnya di Km 8. Namun,longsor ini tertangani karena longsoran yang menutupi ruas jalan langsung dibersihkan,”papar dia. Selain itu, sebuah tanggul sungai di Telluwanua,jebol.Namun, tanggul yang jebol ini karena baru selesai pembangunan nya dan belum kuat saat air sungai meninggi. Akibatnya, ratusan rumah penduduk di Kecamatan Telluwanua ikut terendam banjir. “Kami juga masih mendata jumlah sawah yang rusak akibat banjir di Telluwanua,” ujar dia. Disambar Petir Sehari sebelumnya, warga Pajalesang,Kecamatan Wara, panik. Sebab, saat hujan lebat yang disusul petir, seorang siswi SMP tersambar petir di hadapan rumahnya. Siswi bernama Fenti ini mengalami luka bakar di sekujur tubuh dan dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Menurut saksi mata, Daud, korban sedang menelepon menggunakan ponsel di teras rumah saat petir menyambarnya. “ Dia tiba-tiba saja terjatuh setelah disambar petir, beberapa bagian tubuhnya hitam bekas luka bakar,” kata tetangga korban ini. Sementara Pemerintah Kota (Pemkot) Palopo, siang kemarin, mulai membagikan bantuan bagi korban banjir. Pemkot juga masih mengumpulkan berbagai bantuan kemanusiaan dari dermawan bagi korban banjir. Korban banjir membutuhkan air minum akibat air PDAM macet dan sumur bercampur lumpur.“Masyarakat butuh air minum air minum, makanya Pemkot membagikan air mineral dan mi instan kepada korban banjir,” ungkap Kabag Humas dan Protokol Pemkot Palopo Ansir Ismu. Di Luwu, Satu Warga Tewas Banjir juga melanda Kabupaten Luwu, kemarin. Banjir ini terjadi di Desa Posi, Kecamatan Bua. Seorang warga tewas terseret air Sungai Posi saat arus sungai meluap.Korban tewas ditemukan siang kemarin, bernama Malang, 42, warga Dusun Bengkudu, Desa Posi. Jasad korban ditemukan tim Tagana dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu yang melakukan penyisiran di sungai setelah korban terseret banjir. Menurut Kepala BPBD Luwu Rudy Dappi,korban terseret arus deras Sungai Posi saat banjir dan meluap ke perkampungan penduduk. Korban ditemukan di sekitar muara sungai Bua,Desa Pabbaresseng. “Menurut saksi mata, korban terpeleset masuk sungai saat air sungai meluap sehingga tubuhnya terseret banjir. Dia ditemukan dalam kondisi tewas dengan luka memar di kepala diduga terbentur batu,” ungkap dia kepada SINDO, kemarin. Kapolsek Bua AKP Bawias mengungkapkan, sesuai hasil visum dokter Puskesmas Bua, korban tewas akibat terseret arus sungai ketika terjadi banjir di Desa Posi.Korban terjatuh masuk sungai saat hendak menyeberang sungai,saat yang bersamaan air sungai meluap dan merendam perkampungan penduduk.“Korban murni tewas karena terseret banjir,” kata dia. Dalam satu pekan terakhir, hujan lebat mengguyur wilayah Luwu dan cuaca ekstrem. Karena itu,BPBD Luwu mengeluarkan imbauan kepada masyarakat yang bermukim di daerah bantaran sungai,termasuk wilayah pegunungan rawan longsor,mewaspadai bencana alam saat musim penghujan. BPBD Luwu bekerja sama dengan camat, lurah, dan kepala desa mengedarkan imbauan waspada bencana alam.“Selama cuaca ekstrem dan musim penghujan,beberapa daerah di Luwu rawan banjir dan longsor,” pungkas Rudy. chaerul baderu Post Date : 02 Maret 2012 |