|
Jakarta, Kompas - Ratusan rumah nelayan di Muara Karang, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, terendam pasang air laut setinggi satu meter sejak tiga hari terakhir hingga Jumat (15/6) petang. Dalam pantauan di pengasinan ikan Muara Karang, warga masih beraktivitas meski permukiman mereka terendam air. Warga masih menjemur ikan meski lokasi tersebut terendam air setinggi lutut hingga sepinggang orang dewasa. Tampah berisi ikan yang dikeringkan terlihat di lokasi itu. Sejumlah tukang becak masih hilir mudik mengantarkan ikan dan hasil tangkapan nelayan untuk diolah di pengasinan ikan. Rahmat, seorang warga, mengaku sudah tiga hari terakhir tidur di atas meja karena gubuknya tempat berjualan nasi tergenang. "Belum ada bantuan buat kami. Bulan lalu malah lebih parah. Banjir terjadi seminggu penuh. Kalau di Rumah Susun Tzu Chi yang dihuni nelayan Kali Adem tidak terendam banjir," kata Rahmat, yang tinggal bersama istri dan dua anak. Sementara angkutan umum juga terganggu akibat genangan pasang air laut. Kawasan yang tergenang di RT 01 dan RW 11 dihuni sekitar 4.000 jiwa. Pelbagai fasilitas publik seperti SD 03 Pluit dan Puskesmas Pluit tutup karena tergenang. Sejumlah warga terlihat masih mengungsi ke Pos Polisi Muara Karang. Mesin pompa dari Pemerintah DKI Jakarta terlihat beroperasi di lokasi untuk mengurangi genangan. Di sebelah perkampungan ada hutan bakau Muara Angke yang sebagian rusak sehingga mengganggu keseimbangan lingkungan hidup. Fenomena alam Badan Meteorologi dan Geofisika menyatakan, tinggi pasang air laut akibat gravitasi Bulan pada pekan ini sebetulnya masih normal, dengan ketinggian maksimum mencapai 1,2 meter dan kecepatan angin 5-7 knot. Ketinggian pasang air laut maksimum diprakirakan akan mulai menurun pada 18 Juni 2007 mendatang. "Pola pasang laut terjadi hanya pada malam hari di Teluk Jakarta. Catatan pasang laut maksimum pada hari Kamis (14/6) mencapai 1,2 meter dan terjadi pada pukul 21.22," kata Sugarin, petugas Stasiun Meteorologi Maritim Badan Meteorologi dan Geofisika Tanjung Priok. (ONG/NAW) Post Date : 16 Juni 2007 |