CIREBON, (PR).- Ratusan rumah di kawasan Perumnas Kota Cirebon terendam banjir mencapai hampir setinggi satu meter, sejak Sabtu (30/1) malam hingga Minggu (31/1) dini hari. Meski sudah menyurut, sampai Minggu siang, warga masih sibuk membersihkan lumpur yang masuk rumahnya.
Kendati tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, kerugian diduga mencapai ratusan juta rupiah. Hal itu terutama disebabkan rusaknya sejumlah peralatan elektronik akibat lumpur.
Berdasarkan pemantauan, ratusan rumah di kawasan Perumnas, Kel. Larangan, Kec. Harjamukti, yaitu Perumnas Gunung Pangrango, Perumnas Gunung Rinjani, dan Perumnas Gunung Bromo, sempat terendam air.
Air berasal dari luapan Sungai Cikenis akibat hujan deras yang turun sejak Sabtu sore lalu. Luapan sungai mulai terjadi Sabtu sekitar pukul 19.00 WIB dan semakin lama meluap hingga merendam ratusan rumah.
Kawasan terparah yang terendam yakni RT 01 RW 01 Gunung Pangrango Kel. Larangan, Kec. Harjamukti karena langsung berhadapan dengan anak Sungai Cikenis. Banjir juga merendam ratusan rumah di kawasan lain Perumnas seperti di RW 19 Gunung Rinjani dan RW 03 Gunung Bromo, hingga 70 cm.
Yus Firdaus warga RT 01 RW 01 Gunung Pangrango, mengaku seluruh barang elektronik seperti televisi dan komputer yang ada di rumahnya rusak. "Kami tidak sempat menyelamatkan barang-barang elektronik karena air dengan cepat masuk rumah, sementara yang ada di pikiran saya saat itu hanya keselamatan anak dan istri," katanya.
Yus langsung mengungsikan anak dan istrinya sementara di musala yang ada di dekat rumahnya yang selamat dari banjir. Ia sendiri saat kejadian sedang di luar kota, tetapi langsung pulang, begitu mendengar rumahnya kebanjiran. "Sebenarnya saya sedang berada di luar kota, tetapi langsung pulang begitu mendapat kabar rumah saya kebanjiran," katanya.
Menurut Ketua RW 01, Abdullah di wilayahnya ada dua ratus rumah yang terendam banjir akibat luapan anak Sungai Cikenis.
Abdullah berharap, pemkot segera mengeruk Sungai Cikenis maupun anak sungainya serta membuat senderan sehingga warga bisa aman dari banjir. "Kami sudah berkali-kali mengajukan saat musrenbang, tetapi sampai sekarang belum juga direalisasi," katanya. (A-92)
Post Date : 01 Februari 2010
|