Serang, Kompas - Sawah seluas 234 hektar yang baru saja ditanami bibit padi, dan 715 rumah warga di tujuh desa di Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, terendam air akibat hujan deras selama dua hari terakhir.
”Kalau tiga hari sawah masih terendam, kemungkinan petani harus memundurkan masa tanam karena harus menyiapkan bibit pengganti,” kata Camat Patia Maman ketika dihubungi dari Serang, Kamis (19/11).
Ketinggian air yang merendam ratusan rumah warga Patia tersebut rata-rata 50 sentimeter. Dalam kurun sepuluh hari terakhir, hampir setiap hari hujan turun di Patia. Akibatnya, permukaan Sungai Cilemer yang menampung anak-anak sungai di Kabupaten Pandeglang pun terus naik.
”Saat ini ketinggian air yang merendam rumah mencapai setengah meter. Kalau hujan berkurang, air bisa surut, tapi kalau masih hujan terus-terusan, banjir bisa makin tinggi,” kata Maman.
Maman menuturkan, hingga kemarin, belum ada warga yang mengungsi. Pihak kecamatan terus memantau situasi di lapangan.
Kepala Subbidang Siaga dan Mitigasi Bencana Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Banten Burhanudin menuturkan, dua hari lalu juga dilaporkan ada puluhan rumah di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, yang dilanda banjir.
Jika banjir belum parah, biasanya satuan pelaksana penanggulangan bencana di tingkat kabupaten bisa menanganinya sendiri. ”Ketika satlak (satuan pelaksana) kabupaten tidak mampu, mereka langsung kontak satkorlak (satuan koordinasi pelaksana) provinsi,” katanya.
Kepala Subbidang Penanggulangan Bencana Badan Kesbangpolinmas Provinsi Banten HM Abbas Hawawi menuturkan, langkah penanggulangan banjir sudah dilakukan, di antaranya melalui penyudetan sungai. ”Tetapi penyudetan belum bisa dilakukan di semua titik rawan karena butuh biaya besar,” katanya. (CAS)
Post Date : 20 November 2009
|