Ratusan Rumah dan Puluhan Hektare Sawah Terendam

Sumber:Koran Sindo - 18 Maret 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

MADIUN (SI) – Banjir kembali melanda sebagian wilayah di Jawa Timur.Akibat hujan deras selama beberapa jam kemarin,rumah dan sawah di Kabupaten/Kota Madiun terendam air.

Sementara, di Kediri hujan deras menyebabkan sungai meluap hingga menggenangi kantorkantor pelayanan publik. Sebuah tebing dan jembatan juga ambrol. Banjir yang melanda Kota Madiun terjadi sekitar pukul 03.00 WIB dini hari kemarin.Kendati tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,tapi akibat terendamnya ratusan rumah warga dan puluhan hektare sawah. Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Menurut Kepala Sub Bidang Perlindungan Masyarakat, Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Kota Madiun Bambang Suyitno, banjir ini merupakan kiriman dari daerah lereng Gunung Wilis.

Banjir dipicu terjadinya hujan deras yang mengguyur wilayah Madiun selama beberapa jam sebelumnya.Air bercampur lumpur datang dari lereng Gunung Wilis mengalir deras ke bawah. Di Kota Madiun, kawasan yang terendam meliputi Kelurahan Rejomulyo, Kelun, dan Tawangrejo, Kecamatan Kartoharjo. Sementara jumlah rumah warga yang tergenang banjir terakhir tercatat 200 unit.Sejauh ini belum ada warga yang mengungsi. Warga masih bertahan di rumahnya karena menganggap banjir ini sebentar dan akan cepat surut.“ Sampai petang ini (kemarin, red) banjir sudah surut 40 sentimeter. Jika tidak ada hujan,nanti malam (kemarin malam,red) banjir kami perkirakan surut,” ujarnya. Banjir juga menggenangi wilayah Kabupaten Madiun.

Kawasan yang direndam banjir meliputi delapan desa/kelurahan, yakni Sidorejo, Dempelan,Betek,Tulungrejo, Sumberejo, Sirapan, Dimong, dan Nglames,Kecamatan Madiun. Selain itu, banjir juga menggenangi Desa Mojorayung dan Tempursari, Kecamatan Wungu. Menurut Suparti, 43, warga Desa Sendangrejo,banjir sering kali terjadi pada musim hujan.“Jika terjadi hujan deras, kami selalu waswas.Sebab,banjir selalu datang dan menggenangi rumah,”ujarnya. Dari data terakhir di Kecamatan Madiun menyebutkan, jumlah rumah warga yang terendam banjir mencapai 500 unit.Sementara areal persawahan yang tergenang mencapai 10 hektare.

Rumah warga yang tergenang banjir paling banyak di Desa Sendangrejo 150 unit, Sumberejo 100 unit,Dempelan 100 unit,Kelurahan Nglames 100 unit, dan Betek 50 unit. Areal persawahan yang terendam banjir terluas di Desa Sirapan 7 hektare, Sumberejo, Sendangrejo, dan Dempelan masing-masing 1 hektare.Di Kecamatan Wungu terdapat 250 rumah terendam banjir, sedangkan di Desa Mojorayung dan Tempursari terdapat satu rumah roboh milik Sarmin.

Jembatan dan Tebing Longsor

Sementara itu, hujan deras yang berlangsung beberapa jam kemarin mengakibatkan Sungai Kresek dan saluran air persawahan Desa Kwadungan,Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri meluap. Luberan air setinggi lutut orang dewasa ini merendam sejumlah perkantoran pelayanan publik. Seluruh aktivitas yang berlangsung di balai Desa Kwadungan,gedung sekolah pendidikan anak usia dunia (PAUD), Dharma Wanita, dan Pos Kesehatan lumpuh.

Bahkan, air sempat membasahi sejumlah arsip kesehatan yang berada di dekat lantai ruangan “Air masuk setelah hujan tidak berhenti sejak pukul 15.00 WIB kemarin,“ ujar Abdul Rokhim, pesuruh balai desa Kwadungan kemarin. Untuk membersihkan genangan, sejumlah warga berusaha membuat saluran irigasi baru dengan cara merusak pagar yang terbuat dari susunan batu. Sebab, susunan batu ini yang membuat air tidak bisa mengalir, selain secara geografis, lokasi banjir ini berada di daratan yang lebih rendah. “Paling tidak bisa mengurangi,“ paparnya. Menurut Kepala Dusun Kwadungan Samsul, setiap musim penghujan tiba air selalu menggenangi balai desa. Namun, kondisi saat ini adalah yang terparah setelah kejadian pada 2008.

Dia berharap pemerintah bisa memberikan bantuan untuk menguruk lokasi agar lebih sejajar dengan jalan raya. Kabag Humas Pemkab Kediri Eko Setyono menuturkan, banjir di Kwadungan bukan kategori musibah. Sebab, genangan yang terjadi rutin setiap tahun itu tidak sampai mengakibatkan kerusakan yang parah.Namun,kendati demikian untuk ke depan, pihaknya berjanji akan memikirkan solusinya.“ Kami akan berusaha mencegah kejadian ini terulang lagi,” ujarnya. Hujan deras juga mengakibatkan sebuah tebing di kaki Gunung Wilis ambrol. Longsoran material tanah bercampur lumpur ini menimpa dua rumah warga Dusun Belo, Desa Parang, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri.Kendati tidak ada korban baik jiwa maupun luka, sebagian bangunan rumah milik Suwito,61 dan Saminem, 56 ini rusak.

Camat Banyakan Nizam mengungkapkan, saat ini warga tengah bergotong royong membantu mengeluarkan lumpur dan memperbaiki rumah korban. Di Kota Kediri, hujan deras membuat fondasi jembatan di atas Sungai Kedak lingkungan Perumahan Wilis Indah II ambrol. Akibat kerusakan bangunan yang berdiri sejak 1995 itu,kendaraan roda empat tidak bisa melintas.

Menurut Plt Kepala Dinas PU Kota Kediri Hadi Wahjono, larangan untuk kendaraan roda empat yang melintas di atas bangunan dengan panjang sekitar 6 meter itu untuk menghindari jatuhnya korban.“ Sebab,kerusakannya bisa semakin parah,“ ujarnya. (muhammad roqib/ solichan arif)



Post Date : 18 Maret 2010