|
MAGELANG- Uji coba operasional sumber mata air Tuk Pecah guna meningkatkan pelayanan kepada pelanggan air bersih di Kota Magelang, menyebabkan ratusan pipa distribusi ukuran 1/2 inci hingga 1 1/2 inci ke pelanggan menjadi bocor. Dirut PDAM Kota Magelang DS Surjadi SH MM menuturkan, jumlah itu masih ditambah pipa ukuran 12 inci di 15 lokasi juga ikut bocor. ''Yang bocor itu pipa lama. Penyebabnya dengan penambahan Tuk Pecah maka tekanan air menjadi besar. Mungkin pipa lama itu memang sudah bocor, tetapi waktu itu tidak ketahuan karena tekanannya kecil,'' tuturnya, Rabu kemarin. Didampingi Direktur Teknik Edy Sucahyo ST, dia mengharapkan dengan dioperasionalkan Tuk Pecah maka pasokan air kepada pelanggan tidak lagi bergiliran seperti sebelumnya. ''Kalau pagi hari air mengalirnya masih kecil karena saat itu beban puncak, di mana semua pelanggan mengalirkan. Kami secara bertahap berusaha mengatasinya.'' Sebelum Tuk Pecah dioperasionalkan, untuk melayani sekitar 23.000 pelanggannya, PDAM memanfaatkan sumber mata air Kalimas I dan II, Kanoman I dan II, Kalegen dan Wulung, dengan debit seluruhnya sekitar 420 liter/detik. Padahal kebutuhannya 470 liter/detik. Berarti terjadi kekurangan pasokan air, karena itu pelanggan harus digilir. Bila musim kemarau lebih sulit lagi, karena hampir semua sumber debitnya turun. Akibatnya, air yang mengalir ke pelanggan makin kecil, bahkan ada yang tidak ke bagian air. Pelanggan Baru Edy menuturkan, debit Tuk Pecah pada saat musim hujan mencapai 300 liter/detik, pada musim kemarau turun menjadi 240 liter/detik. ''PDAM baru memanfaatkan sekitar 150 liter/detik. Yang digunakan saat ini hanya 50 liter/detik, sisanya 100 liter/detik digunakan sebagai cadangan bila musim kemarau,'' ujarnya sambil menambahkan, PDAM juga siap melayani pelanggan baru yang berjumlah mencapai 750 orang. Sumber mata air Tuk Pecah berlokasi di Canguk, Kota Magelang, tepatnya di pinggir Kali Elo. Pembebasan tanahnya dibiayai APBD, sedangkan pembangunan konstruksi berikut pengadaan empat pompa penyedot air dibiayai pemerintah pusat senilai Rp 4,5 miliar. ''Kami hanya menerima proyek dan pengelolaannya,'' tutur Edy. Dia menjelaskan, dari empat pompa penyedot air hanya tiga yang digunakan, sebuah lagi untuk cadangan. Setiap pompa mampu menyedot air sekitar 50 liter/detik. (P60-20s) Post Date : 28 April 2005 |