|
BOYOLALI - Ratusan penduduk di berbagai desa Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, sejak beberapa pekan ini dilaporkan kekurangan air bersih. Mereka mulai mengambil air pada umbul air yang jaraknya relatif jauh. Selain itu, tidak sedikit warga yang membeli air bersih melalui mobil tangki. Kekurangan air memang merupakan langganan setiap tahun. Adapun desa-desa yang dilanda kekeringan adalah Sruni, Dragan, Lampar, Sangop, Karanganyar, Pagerjurang, dan Musuk. Salah seorang warga Desa Musuk, Sigit (30), kemarin menuturkan, kekeringan mulai dirasakan sejak bak penampungan yang ada di setiap rumah menyusut. Kondisi ini dirasakan mulai pekan lalu, sehingga warga terpaksa mengambil air di umbul yang jaraknya mencapai lima kilometer. Itu pun harus antre, karena yang membutuhkan air bersih cukup banyak. ''Agar tidak antre, harus datang pagi hari,'' kata Sigit. Menurutnya, bagi warga yang mampu, biasanya membeli air bersih melalui mobil tangki yang diedarkan ke kampung-kampung. Untuk satu tangki dengan kapasitas air 5.000 liter harganya berkisar Rp 60.000-Rp 70.000. Agar tidak keberatan, biasanya warga membeli dengan cara patungan. ''Setiap kali pembelian, rata-rata besarnya patungan Rp 10.000 per orang dan cukup untuk memenuhi kebutuhan lima hari, tetapi tidak termasuk untuk memberi minum hewan ternak,'' ujar Sigit. Perlu Dibantu Camat Musuk, Hendrarto Setyo Wibowo SSos mengatakan, secara resmi hingga kini belum ada warga yang mengajukan bantuan air secara tertulis kepada camat atau dinas terkait. Tetapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa warga mulai kekurangan air bersih. Di wilayahnya, memang sejak dulu dikenal daerah kering. Untuk keperluan sehari-hari, warga mengharapkan air hujan yang ditampung melalui bak penampungan. Karena sekarang sudah tidak ada hujan, maka bak penampungan mulai mengering. Meski belum ada permohonan secara tertulis, sudah waktunya warga mendapatkan bantuan air bersih. Pihaknya kini tengah berkoordinasi dengan Bagian Sosial terkait dengan kekurangan air bersih. ''Saya berharap warga segera mendapat bantuan air bersih, karena mereka sudah merasa kesulitan,'' harap Hendrarto. Kabag Sosial Drs Mulyono mengatakan, untuk mengatasi kekurangan air bersih, dalam waktu dekat pihaknya akan segera melakukan pengedropan air bersih melalui mobil tangki. Namun, bantuan diprioritaskan kepada warga atau desa desa yang benar-benar kesulitan air bersih. Menghadapi musim kemarau ini, telah dipersiapkan anggaran sekitar Rp 24 juta dari APBD untuk mengatasi warga yang kesulitan air bersih. (shj-16h) Post Date : 03 September 2005 |