|
KEDIRI - Di Kabupaten Kediri ternyata masih ada ratusan keluarga yang kekurangan air bersih. Mereka adalah Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di Desa Kedak, Kecamatan Semen. Akibatnya banyak masyarakat yang terserang penyakit diare hingga muntaber. Menurut Kepala Desa Kedak Sunarti yang ditemui di sela-sela serah terima aset Second Water and Sanitation for Low Income Communities (WSLIC-2) hampir 300 KK di desanya kesulitan mendapatkan air bersih. Yang terjadi saat ini banyak warganya yang mengeluh diare dan muntaber. Lima tahun terakhir penderita diare dan muntaber meningkat drastis. Untuk mendapatkan air bersih warga harus mengambilnya dari Sungai Podang dan sumber kecil lainnya. "Tentu saja air yang diperoleh tidak memenuhi standar kesehatan," terangnya. Pada acara yang berlangsung di Kantor Desa Kedak sekitar pukul 9.00 kemarin, seluruh bantuan sarana air bersih yang termasuk dalam program WSLIC-2 ini diserahkan langsung oleh Bupati Kediri Sutrisno. Turut hadir Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Departemen Kesehatan I Nyoman Kandun dan beberapa pejabat provinsi dan pemkab. Bantuan ini sudah mencapai delapan desa pada 2004 dan 11 desa pada 2005 ini. Dalam sambutannya Nyoman menyebutkan bahwa WSLIC-2 merupakan program air bersih dan sanitasi untuk masyarakat berpenghasilan rendah kedua yang tujuannya untuk meningkatkan derajat kesehatan, produktivitas dan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah yang tinggal di daerah pedesaan. "WSLIC-2 kami harapkan bisa mengembangkan sistem monitoring kesinambungan partisipatif. Artinya masyarakat perlu diberdayakan agar kegiatan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat dan sekolah bisa dilaksanakan sebaik-baiknya," beber Nyoman. Proses pembangunan sarana air bersih dan sanitasi ini sudah dimulai 2004 dengan partisipasi masyarakat sebesar 20 persen sementara delapan persen dari dana pendamping dan 72 persen dari Bank Dunia. Total alokasi dana Rp 200 juta hingga Rp 250 juta per desa dengan sarana air bersih berupa perpipaan, sumur gali, dan sumur bor dalam. Berikut Jamban umum, jamban keluarga, dan sanitasi sekolah. "Sedangkan pembangunan untuk 2005 ini kami resmikan penggunaanya karena telah berfungsi dan jika seluruh pengerjaan sudah selesai akan kami kembalikan kepada masyarakat," pungkasnya. (dea) Post Date : 30 Maret 2006 |