Ratusan Ha Sawah Terendam

Sumber:Kompas - 03 November 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Banyumas, Kompas - Ratusan hektar sawah di wilayah Banyumas dan Purbalingga kini terendam banjir, menyusul rusaknya tanggul saluran irigasi di wilayah tersebut. Bahkan di Purbalingga, tanggul Sungai Susukan yang jebol selain merendam padi juga mengganggu persemaian padi.

Jika tanggul-tanggul dari saluran irigasi yang rusak tidak segera diperbaiki, para petani khawatir masa tanam musim rendeng akan molor.

Di Purbalingga, jebolnya tanggul Susukan membuat belasan hektar sawah di Desa Gambarsari, Kecamatan Kemangkon, terendam banjir.

Bahkan, ratusan hektar sawah di hilir Susukan kini terancam tak mendapat suplai air irigasi karena aliran sungai berbelok arah menyusul jebolnya tanggul.

Di Banyumas, dalam dua hari terakhir banjir menggenangi ratusan hektar persawahan di Kecamatan Sumpiuh dan Tambak.

Banjir di Sumpiuh menggenangi sawah di Desa Karanggedang, Nusadadi, dan Selandaka. Di Kecamatan Tambak, banjir menggenangi Desa Karangpetir, Karangpucung, dan Gumelar Kidul. Banjir tersebut disebabkan meluapnya Sungai Gatel, Ijo, dan Kecepak.

”Air dari sungai yang meluap mengalir ke saluran irigasi yang tak mampu lagi menahan luapan. Akibatnya, airnya meluber dan menggenangi sawah-sawah di sini,” ujar Sukarno Atmojo (51), petani di Desa Karanggedang, Sumpiuh.

Sukarno menuturkan, sejak sepekan terakhir, petani umumnya sedang memasuki masa pembenihan atau persemaian. Dengan adanya genangan banjir, yang diperkirakan akan terjadi lebih dari tiga hari itu, benih yang sudah disemai dipastikan rusak.

”Kalau rusak harus diganti. Tapi, kalau masih tergenang seperti ini, kami sulit untuk langsung menggantinya. Menunggu air kering dulu,” kata dia.

Petani berharap saluran air yang rusak segera diperbaiki dan tidak molor lagi.

Gotong royong

Di Desa Gambarsari, petani setempat bergotong royong memperbaiki sementara tanggul Sungai Susukan yang jebol. Dalam beberapa hari terakhir, tanggul jebol tersebut menjadi momok bagi petani setempat sebab sawah mereka tergenang.

”Padahal sekarang waktunya tebar benih. Tapi, setiap hujan turun, air sungai menggenangi sawah-sawah di sini. Kami pun hanya bisa menunggu masalah ini selesai,” ujar Sukaryo, Ketua Kelompok Tani Panggendeng, Desa Gambarsari.

Terpisah, petugas pengamat cuaca Stasiun Klimatologi Cilacap, Teguh Wardoyo, mengatakan, petani di wilayah Jateng selatan, termasuk Banyumas dan Cilacap, harus tetap waspada. Hujan deras dengan curah hujan antara 300-400 milimeter masih akan terjadi, khususnya pada sore hingga malam.

”Kondisi ini setidaknya akan terjadi sampai bulan Februari mendatang. Ini merupakan bagian dari masa La Nina,” kata Teguh. (HAN)



Post Date : 03 November 2010