|
CIREBON, (PR).Ratusan desa di delapan kecamatan di Kab. Cirebon terancam menderita krisis atau kekurangan air bersih. Ancaman itu menyusul bocornya sebuah pipa induk milik PDAM yang berada di Ds. Dukuhpuntang, Kec. Cikalahang. Ada dugaan, bocornya pipa induk atau Bronc A (pengumpul air) di Cikahalang, disebabkan aktivitas galian C (penambangan pasir) liar. Penambangan pasir itu dikatakan liar, sebab Pemkab Cirebon hanya mengizinkan penambangan pasir di Kec. Astanajapura (Asjap), itu pun di lahan yang terbatas, di luar Asjap tidak ada penambangan pasir yang diizinkan. "Karena pipa bocor, suplai air dari Bronc A Cikalahang menjadi berkurang. Dampaknya akan dialami masyarakat pelanggan yang suplai air bersihnya dari pipa induk itu," tutur Direktur PDAM, Ir. Nasija, Rabu (15/6). Dari catatan PDAM, sedikitnya ada 105 desa di delapan kecamatan yang terancam kesulitan air bersih dalam beberapa pekan ke depan. Di 105 desa itu, sedikitnya ada 100.000 pelanggan PDAM, sebagian besar adalah pelanggan rumah tangga. PDAM sendiri masih kesulitan menentukan lokasi kebocoran. Sejauh ini hanya terlihat dari penurunan debit dengan perhitungan kapasitas air dengan debit yang keluar melalui pipa induk tadi. Muncul dugaan sementara kalau kebocoran itu ada kaitan dengan kegiatan penambangan pasir. Bisa jadi, pipa induk itu menekuk sebab tanah digali sehingga pipa yang semula berada di atas, ikut turun seiring turunnya permukaan tanah. Nasija mengemukakan, kebocoran itu berpotensi pada dampak sosial kesulitan air bersih di delapan kecamatan. Di antaranya Kec. Arjawinangun, Gegesik, Cirebon Utara, Kapetakan, Panguragan, Klangenan, Kaliwedi dan Palimanan. "Repotnya, kecamatan-kecamatan tadi selama ini merupakan kawasan rawan kekeringan dan kesulitan air bersih," tutur Nasija. Kerugian besar juga bakal dialami PDAM. Sebab bila pipa induk itu jebol, kerugian bisa mencapai Rp 50 miliar lebih. Nasija menjelaskan, lokasi pipa induk Bronc A Cikalahang dengan penggalian pasir sangat dekat, tidak lebih dari 20 m. Karena pipa bocor, air kemudian muncrat keluar sehingga debit air menurun. PDAM juga telah membuat surat mendesak agar Pemkab Cirebon melakukan penertiban terhadap aktivitas penambangan pasir itu. Sebab selain ada pipa induk, di Cikalahang juga terdapat pemandian yang persediaan airnya bisa habis. Nasija belakangan juga menerima banyak pengaduan dan keluhan dari masyarakat pelanggan air di 8 kecamatan tadi. Dari pengaduan, terungkap kalau masyarakat sudah resah sebab sudah 2 bulan terakhir aliran air PDAM ke rumah mereka semakin kecil, bahkan sering tidak mengalir.(A-93) Post Date : 16 Juni 2005 |