|
PALEMBANG (SINDO) – Pada 2015 mendatang, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) menargetkan 200 desa sudah merasakan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pansimas). Kini program tersebut sudah berjalan di 50 desa dengan alokasi dana Rp500 juta/desa yang diambil dari APBD Sumsel. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Cipta Karya Provinsi Sumsel Fadhil Taufik mengatakan, program Pansimas ditujukan untuk memberikan sanitasi dan penyediaan air bersih yang sehat. Dengan demikian,masyarakat pedesaan yang belum mendapatkan layanan PDAM akan mendapatkan air bersih dari program tersebut. “Kesehatan masyarakat tergantung ketersediaan air bersih dan sanitasi yang terawat,” ujarnya di Kantor Pemprov Sumsel kemarin. Namun, karena keterbatasan anggaran, maka program Pansimas dilakukan secara bertahap. Pada 2007 lalu, pemprov berhasil merealisasikan program tersebut di 10 desa yang tersebar di beberapa kabupaten/ kota, yaitu 2 desa di Kabupaten OKU Selatan, 2 desa di OKU Timur, 3 desa di Ogan Ilir (OI), 2 desa di Banyuasin, dan 1 desa di Kabupaten Musi Rawas. “Ini tahun 2007, ya kalau 2008, datanya masih direkap,” kata Fadhil tanpa menyebutkan data desa yang mendapatkan program ini pada 2008. Dia mengaku tidak mengetahui secara rinci total anggaran yang dibutuhkan dan telah dikucurkan. Namun,dia menyebutkan, satu desa diberikan alokasi dengan besaran rata-rata Rp500 juta/desa. Jadi, jika satu desa membutuhkan dana Rp500 juta, total dana yang dikucurkan hingga 2008 mencapai Rp25 miliar. “Tetapi, kami juga sharing dengan APBD kabupaten/kota,” imbuhnya. Menurut Fadhil, dengan telah terealisasinya program Pansimas di 50 desa, akan dilanjutkan pada 150 desa lainnya. Memang diakuinya anggaran yang tersedia minim. Tetapi,Fadhil optimistis target 2015 akan tercapai, bahkan lebih cepat. Sebab, pada 2009 mendatang, Provinsi Sumsel, lanjut dia, akan mendapatkan bantuan atau kucuran dari pemerintah pusat. Bantuan tersebut tetap sama, yakni Pansimas untuk 400 desa dengan waktu pengerjaan selama lima tahun. “Tetap sharing, hanya pusat 75%, kami (APBD daerah) hanya 5%, dan masyarakat 20%,” pungkasnya. Sementara itu,Kepala Bidang (Kabid) Air Minum pada Dinas PU Cipta Karya Sumsel Genta Titando menambahkan, sharing 20% dari masyarakat berupa 4% dalam bentuk uang tunai dan 16% berupa material lokal dan tenaga. “ Kontribusi bertujuan agar masyarakat punya rasa memiliki,”ujarnya. Selanjutnya, kata Genta, instalasi Pansimas yang dibangun akan diserahkan ke masyarakat agar difungsikan serta dirawat. Namun sebelum itu, dilakukan sosialisasi terlebih dahulu tentang bagaimana menggunakan dan merawat instalasi tersebut. “Ada dua bentuk instalasi yang dibangun dengan gaya gravitasi atau pengaliran air dari pegunungan atau dataran tinggi dan pompa,”ucapnya. (berli zulkanedi) Post Date : 04 September 2008 |