|
Jakarta, Kompas - Hujan deras disertai angin yang mengguyur seluruh DKI Jakarta, Kamis (1/2), sejak pagi hingga menjelang sore, nyaris melumpuhkan Ibu Kota, Tangerang, dan Bekasi. Sebagian Jalan Sudirman dan Jalan MH Thamrin pun tergenang hingga 40 sentimeter, mulai sekitar pukul 10.00. Hujan deras sampai dengan pukul 23.00 masih terus mengguyur Jakarta dan sekitarnya. Akibatnya genangan pun semakin tinggi. Di sedikitnya 10 kompleks perumahan di kawasan Ciledug, Larangan, dan Karang Tengah di Kota Tangerang ketinggian air di rumah-rumah warga mencapai 1 meter lebih. Pemantauan Kompas di Jakarta menunjukkan, air berwarna coklat kemerahan karena bercampur dengan tanah merah menggenangi Jalan Sudirman, Jalan Thamrin, hingga menuju Harmoni. Genangan juga terjadi mulai perempatan Harmoni berbelok ke arah Jalan Juanda hingga menuju Jalan Gunung Sahari. Di kawasan sekitar Monumen Nasional, genangan air setinggi 10 sentimeter hingga 15 sentimeter bahkan terjadi di Jalan Medan Merdeka Utara mencapai halaman Kantor Sekretaris Negara dan Istana Presiden di Jalan Medan Merdeka Utara. Namun, genangan air tidak sampai masuk ke bagian halaman dalam Istana karena kompleks itu dilengkapi jalan pembatas yang ditinggikan. Luberan air disebabkan tertutupnya gorong-gorong di depan Istana oleh tumpukan sampah dan daun-daun kering. Pembersihan gorong-gorong pun terlihat dilakukan petugas kebersihan. Pada Kamis siang air segera surut sesaat setelah saluran air bebas dari sampah. Kondisi serupa juga terlihat di Jalan Sabang, Jakarta Pusat. Genangan air di beberapa lokasi bahkan mencapai lebih dari 30 sentimeter. Kemacetan tak terelakkan terjadi di belakang Sarinah hingga Sabang dan berbelok ke arah Kebon Sirih sampai ke Tugu Tani menuju Senen dan Cikini. Kemacetan lalu lintas parah sampai dengan tengah malam juga terjadi di beberapa lokasi, seperti di Jalan Arteri Pondok Indah dan Jalan Raya Ciledug. Banjir di Jalan Sabang adalah yang paling parah terjadi di pusat Jakarta, dengan ketinggian sekitar 60 sentimeter. Berdasarkan data Crisis Center DKI Jakarta, terdapat sepuluh lokasi yang tergenang banjir paling parah. Kesepuluh lokasi itu adalah Kampung Melayu, Bidaracina, Rawa Buaya, Kapuk, Cengkareng Timur, Grogol Petamburan, Duri Kepa, Kedoya Raya, Rawajati, dan Bukit Duri. Di Kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Cengkareng, luapan Sungai Mookevart merendam kawasan permukiman di tiga RW sampai setinggi 1 meter. Parjono, penjaga Pintu Air Manggarai, menyebutkan, hingga pukul 19.00, ketinggian air masih 720 sentimeter atau di bawah batas normal 750 sentimeter. Ketinggian air di Katulampa, Bogor, 60 sentimeter atau kurang 20 sentimeter dari batas normal. Mengungsi Hingga Kamis malam, warga di Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, juga masih terus mencari tempat lebih tinggi untuk mengungsi. Sebagian di antara mereka masih mengungsi di posko pengungsi di depan SMP Santa Maria dan sebagian lainnya tetap di dekat rumah mereka dengan mengungsi di masjid-masjid yang memiliki lantai dua dan tiga. Kenaikan air di Kampung Pulo terjadi mulai pukul 14.00 saat sebagian warga pulang kerja dan anak-anak pulang sekolah. "Saat pulang kerja rumah saya sudah tergenang," kata Igo (28), warga RT 16 RW 02 Kampung Pulo. Warga yang berada di bagian dalam dan memilih tak mengungsi menuturkan, sejak banjir melanda beberapa hari lalu belum pernah ada bantuan makanan masuk. Handoyo, seorang warga, mengatakan, distribusi bantuan makanan tak pernah memperhitungkan warga yang tetap tinggal di rumah. Sementara itu, di Gang Arus, Kelurahan Cawang, Kramatjati, air juga terus naik. Pukul 20.00 ketinggian air sudah 1,5 meter. "Air masih terus naik, saya sudah di lantai dua," kata Dono Saputro, warga Gang Arus Beberapa ruas jalan utama di Jakarta Utara, seperti Yos Sudarso, RE Martadinata, dan Lodan Raya hingga Pluit Raya tidak luput dari banjir. Jalan dengan kondisi yang paling parah tergenang banjir adalah dari mulut Jalan RE Martadinata di Terminal Bus Tanjung Priok hingga persimpangan dengan Jalan Gunung Sahari. Banjir Ciledug Banjir besar juga melanda Kecamatan Ciledug, Larangan, dan Karang Tengah di Kota Tangerang. Ratusan rumah di sepuluh perumahan dan perkampungan penduduk sejak Kamis dini hari hingga tengah malam terendam air, dari sekitar 50 sentimeter sampai 1,5 meter Perumahan yang terendam banjir di antaranya Kavling Setiabudi Cipadu, Mahkota Simprug, Vila Japos, Pondok Lakah, Kembang Larangan, Ciledug Indah I, Puri Kartika, Pondok Maharta, dan Kompleks Departemen Dalam Negeri. Di antara kompleks perumahan tersebut, ada yang baru sekali ini mengalami banjir atau banjir besar hingga masuk rumah. Warga Perumahan Pondok Lakah, Kelurahan Peninggilan, Ciledug, kaget saat berangsur-angsur air kiriman melalui Sungai Gebyuran memasuki rumah mereka. "Saat saya pergi menjemput anak, ketinggian air di jalan baru 10 sentimeter. Tetapi, waktu pulang dari menjemput sekitar pukul 13.30, air sudah masuk rumah," kata Siti, pembantu rumah di Blok A. Warga pun segera mengungsikan anak dan barang berharga mereka. "Yang penting anak, istri, dan surat-surat seperti ijazah dan akta kelahiran sudah selamat. Barang lain enggak tahu, mungkin tak bisa diselamatkan," tutur Ari, warga Pondok Lakah. Sejumlah daerah di Indonesia sampai kemarin juga masih digenangi banjir. Air merendam ribuan rumah penduduk dan ratusan hektar sawah hingga terancam puso. Dari Subang, Jawa Barat, dilaporkan, banjir merendam 2.073 rumah di lima desa. Sejumlah desa di Pekalongan dan Batang, Jawa Tengah, hingga kemarin juga masih tergenang. (tri/nel/eca/amr/cal/ win/ong/mknn/ab4/ful) Post Date : 02 Februari 2007 |