Punguti Sampah pada Hari Bumi

Sumber:Kompas - 16 April 2010
Kategori:Sampah Luar Jakarta

BANDUNG, KOMPAS - Republic of Entertainment menggagas acara Dago Walking Day pada 25 April untuk memperingati Hari Bumi yang jatuh tiga hari sebelumnya. Dalam acara tersebut warga diajak memunguti sampah plastik di sejumlah ruas jalan, terutama Jalan Sultan Agung dan Jalan Ir H Djuanda (Dago).

"Partisipan yang merupakan warga Kota Bandung akan diajak memunguti sampah, terutama dari bahan plastik. Lebih baik lagi adalah sampah plastik yang menyumbat drainase," kata Presiden Republic of Entertainment Wawan Juanda, Kamis (15/4) di Balaikota Bandung.

Acara itu akan berpusat di Jalan Sultan Agung, tepatnya di depan SMA Santo Aloysius. Wawan mengatakan, peserta diajak berjalan kaki sambil membersihkan sampah mengitari kawasan jalan itu menuju Jalan Ir H Djuanda, Jalan LL RE Martadinata, Jalan Trunojoyo, dan kembali ke titik semula.

Menurut penggagas sejumlah acara kebudayaan di Bandung ini, kawasan yang dilewati akan ditutup untuk kendaraan bermotor pukul 06.00-10.00. "Berdasarkan pengamatan saya, toko-toko di daerah itu baru buka mulai pukul 10.00. Jadi, peluang menutup jalan itu untuk kendaraan bermotor sangat terbuka," ujar Wawan.

Selain memunguti sampah, warga akan disuguhi pertunjukan kesenian yang memanfaatkan limbah logam atau apa pun yang bisa menghasilkan musik. Dua kelompok yang bakal tampil adalah Tataloe dan Osenk Percussion.

"Karena ini adalah acara peduli lingkungan, kami tidak akan memakai listrik berdaya besar. Tata suara akustik sudah cukup untuk acara seperti ini," kata Wawan yang beberapa tahun lalu menggelar Dago Festival secara besar-besaran.

Ia sebenarnya memimpikan bisa melarang kendaraan bermotor melintasi sepanjang Jalan Ir H Djuanda hingga kawasan Simpang Dago. Namun, menurut dia, penutupan jalan di kawasan Sultan Agung sudah cukup untuk mengampanyekan pengurangan pemakaian kantong plastik. Terlebih lagi, kawasan itu dikenal sebagai pusat distribution outlet (distro) yang umumnya memakai kantong plastik sebagai kemasan.

Acara itu juga bakal diikuti Forum Hijau Bandung (FHB). Kelompok ini mengajak warga Kota Bandung serentak bekerja bakti di lingkungan tempat tinggal masing-masing.

Bandung Menabung Air

FHB menekankan penyelamatan lingkungan melalui penambahan sistem resapan air. Penambahan itu dilakukan dengan membuat lubang biopori dan sumur resapan dan membersihkan saluran pengairan di wilayah masing-masing. "Program ini kami namai Bandung Menabung Air," kata Koordinator FHB Mohamad Bijaksana Junerosano.

Menurut Sano, menabung air yang ia maksudkan adalah menambah sistem resapan air di Kota Bandung. Ia berpendapat, bencana banjir yang semakin kerap melanda Bandung disebabkan buruknya resapan air di perkotaan dan mampetnya drainase.

Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Bandung Dandan Riza Wardhana menyambut baik kegiatan tersebut. Menurut dia, Dago Walking Day bisa mendorong perubahan perilaku masyarakat agar lebih peduli pada lingkungan, setidaknya lingkungan tempat mereka tinggal.

"Saya mengimbau pejabat di kecamatan dan kelurahan untuk mendukung program ini. Partisipasi masyarakat sangat kami harapkan karena mereka sendiri yang akan merasakan manfaat bila drainase di depan rumahnya bersih," kata Dandan. (HEI/*)



Post Date : 16 April 2010