|
JAKARTA -- Warga ibu kota diminta bersiap siaga hadapi banjir pada bulan Desember. Pasalnya, volume curah hujan diprediksi mencapai puncaknya pada bulan tersebut. Dalam hal ini Dinas PU Tata Air DKI Jakarta bekerja sama dengan Badan Mateorologi dan Geofisika (BMG), yang memprediksi curah hujan cukup tinggi terjadi pada bulan Desember. Curah hujan tinggi tersebut sangat berpeluang mengakibatkan banjir di ibu kota. Sekitar bulan Desember hingga Januari, diprediksi terjadi puncak-puncak banjir. Sehingga warga, khususnya yang bertempat tinggal di lokasi-lokasi rawan banjir diminta siap siaga serta mewaspdai bahaya banjir. ''Untuk mengantisipasi banjir, kami telah menyiapkan pompa-pomba permanen dan bergerak di lima wilayah,'' ungkap Kasubdin Pengembangan Sumberdaya Air (PSDA), I Gede Nyoman Soewandi, Senin (29/11). Beberapa pompa permanen ditempatkan di waduk-waduk, sedangkan pompa bergerak dipasang pada daerah-daerah yang ada pompa serta jalan yang kerap tergenang. ''Kami memasang pompa pada lokasi strategis sehingga efisien untuk mengurangi genangan banjir,'' ungkap Nyoman. Selain menyiapkan pompa, dinas juga telah melakukan pengerukan beberapa waduk. ''Banjir sulit terhindarkan, sehingga yang dilakukan adalah mempercepat banjir, dengan mengalihkan aliran air agar genangan tidak terlalu lama,'' ungkap Kasi Pemeliharaan Bagian Air, Sudin Tata Air Jakbar, Subardjo di ruang kerjanya. Di Jakarta terdapat sekitar 107 unit pompa yang disiapkan. Sedangkan di Jakarta Barat terdapat beberapa unit pompa yang dipasang di Rawa Kepa, Tomang, Grogol, Jelambar, Wijaya Kusuma, Slipi Hankam dan Pinangsia. Daerah rawan banjir di Jakarta mencapai 78 lokasi. Sedangkan daerah rawan banjir di Jakarta Barat terdapat 16 lokasi, yakni Tegal Alur, Semanan-Duri Kosambi, Jelambar-Wijaya Kusuma, Grogol, Rawa Buaya, Kapuk-Kedaung, Kali Angke, Duri Kepa, Kedoya Utara, Kelapa Dua, Tomang, Kota bambu Utara-Jati Pulo, Meruya Selatan, Jembatan Besi-Kali Anyar, Pinangsia, Mangga Besar dan Duri Utara. Sementara itu, meskipun hujan turun hampir setiap hari, ketinggian beberapa pintu air yang paling berpengaruh ke Jakarta Utara seperti Pulo Gadung, Sunter Hulu dan Sunter masih dalam batas normal. "Saat ini ketinggian ketiga pintu air tersebut masih normal, yaitu antara 500 - 550 cm dpl (dari permukaan laut)," ujar Sulaeman, kasudin pekerjaan umum tata air, pada Republika di Posko Piket Banjir Jakarta Utara, Senin (29/11). Berdasarkan data posko banjir, hingga Senin pukul 13.00, ketinggian air di pintu air Pulo Gadung mencapai 530 cm dpl. Sementara pintu air Sunter Hulu 62 cm dari dasar sungai. Apabila keadaan cuaca di Jakarta, pada umumnya, dan Jakarta Utara khususnya, akan terus hujan tidak menutup kemungkinan ketinggian air akan terlewati. "Apalagi jika tinggi air di pintu air Pulo Gadung sudah diatas 550 cm, Jl Yos Sudarso pasti akan tergenang, dan Jakarta Utara masuk siaga tiga banjir," lanjut Sulaeman. Ketentuan siaga di pintu air Pulo Gadung itu sendiri diatur sebagai berikut: Siaga 4 : batas air 0-550 cm dpl, siaga 3 : batas air 550 - 770 cm dpl, siaga 2 : batas air 700-770 cm, dan siaga 1 batas air di atas 770 cm dpl. Ketentuan ini berbeda pada setiap pintu air di Jakarta karena tinggi permukaan tanah pintu airnya memang berbeda. Laporan : c06/c22 Post Date : 30 November 2004 |