|
SAMPANG-Krisis air bersih tidak hanya mengancam warga di pelosok. Sejumlah warga yang berdomisili di Kecamatan Kota Sampang juga kekurangan air bersih. Bahkan, Buk Juma'ati, warga Jalan Rajawali Kota Sampang, mengaku kesulitan air bersih sejak 20 tahun silam. "Sejak kecil saya sudah biasa mencari air di sumur," ujarnya. Juma'ati setiap hari terbiasa berjalan kaki sejauh 200 meter untuk mengambil air bersih di sumur milik kakeknya. "Selain diminum, air sumur milik Mbah Bakri ini juga saya manfaatkan untuk memandikan anak-anak," ujarnya yang kemarin didampingi tiga orang putranya. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, wanita 27 tahun ini bolak-balik ke sumur antara 5-10 kali sehari. Dengan becak, Juma'ati bersama lima jerigen berkapasitas 25 liter pergi ke sumur pada pagi dan malam hari. "Khusus bulan puasa ini, paling banter saya bisa mengambil air sebanyak lima kali," ungkap istri Lawi ini. Sudah puluhan tahun dia dan keluarganya mengonsumsi air sumur itu. Sebab, dia memang bukan pelanggan PDAM Trunojoyo Sampang. "Lagipula, pasokan air PDAM ke daerah kami sering mengalami gangguan dan mati. Jadi, mending menggunakan air sumur saja," katanya. Berdasarkan pantauan koran ini, daerah perkotaan yang terancam mengalami krisis air bersih adalah Kampung Bejik dan Kampung Tattat Jalan Kramat Kelurahan Karang Dalam. Untuk memenuhi kebutuhan airnya, warga setempat membuat sumur atau dompleng ke sumur tetangga. Itu pun jika air sumur yang dibor tidak asin. Saat koran ini mengonfirmasikan kepada Dirut PDAM Trunojoyo Robert Balbut melalui ponselnya, tidak berhasil. Panggilan tidak diangkat. Tapi, beberapa waktu lalu, Robert berjanji akan memberikan bantuan air bersih kepada masyarakat. Syaratnya, harus ada pengajuan dan akses jalan menuju ke lokasi bisa dilewati truk PDAM. (yan/mat) Post Date : 07 September 2008 |