|
SLEMAN - Puluhan sumur milik warga di Dusun Klumprit, Wukirharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, sejak sebulan terakhir ini kering. Keadaan itu membuat sebagian besar warganya mengalami kekurangan air bersih. ''Kami selama ini memperoleh air bersih dari sumur. Namun sejak sebulan lalu, satu per satu sumur milik warga mulai mengering,'' kata Suryanto, salah satu warga Klumprit, ketika ditemui di rumahnya, kemarin. Sekretaris Satgas Penanggulangan Kekeringan, Basuki Rochim, mengatakan, untuk membantu bencana kekeringan, Pemkab akan terus melakukan pengiriman air bersih. Namun diakui, dengan keterbatasan dana yang ada Pemkab hanya mampu memberikan bantuan hingga Agustus mendatang. Kondisi yang sama juga terjadi di kawasan Gunungkidul, yang kondisinya bahkan lebih parah lagi. Menurut Pjs Bupati Gunungkidul, Djoko Budi Sulistyo, hingga pertengahan Juni ini kekeringan di daerahnya telah melanda 53 desa, 357 dusun, dan menimpa 39.878 keluarga atau 149.467 jiwa. Dari jumlah itu, 19.690 keluarga atau 71.011 jiwa di antaranya adalah kelompok masyarakat miskin. Diakui, jumlah itu lebih tinggi dibandingkan dengan 2004 lalu, yang hanya melanda 52 desa dan 322 dusun dengan jumlah yang terkena saat itu 19.637 keluarga. ''Itu disebabkan oleh belum optimalnya distribusi dari sejumlah subsistem sumber air,'' katanya. Pengiriman air bersih untuk saat ini diprioritaskan ke wilayah yang benar-benar sudah mengalami kekeringan, dan diutamakan bagi warga miskin. ''Setiap hari pengiriman sebanyak 50 rit, yang dilayani dengan 10 unit truk tanki,'' tambahnya. Sementara itu dana yang tersedia dari APBD 2005 sebesar Rp 400 juta. Dana itu lebih kecil dari tahun lalu, yang besarnya mencapai Rp 500 juta. Pengoperasian 10 armada setiap minggu atau sekali putaran, menelan dana Rp 19. 431.450. Dana tersebut, ujarnya, hanya mampu untuk melakukan pengiriman air selama lima bulan.(sgt-39a) Post Date : 16 Juni 2005 |