Puluhan Rumah Warga Terendam Banjir

Sumber:Koran Sindo - 03 Januari 2012
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
KAYUAGUNG– Curah hujan tinggi yang melanda Sumatera Selatan (Sumsel) menyebabkan beberapa wilayah dilanda banjir, seperti di Ogan Komering Ilir (OKI),Ogan Komering Ulu Timur (OKUT), dan Musi Banyuasin.
 
Adapun wilayah OKI yang mulai tergenang banjir terjadi di Desa Desa Kijang Ulu,Kecamatan Kayuagung,dan Desa Beti jaya Kampung 3 dan 4, Kecamatan SP Padang. Air mulai menggenangi permukiman warga dengan ketinggian air sebatas paha orang dewasa,bahkan lebih. Masyarakat mulai waspada dengan kondisi tersebut karena hujan masih terus turun.Warga khawatir curah hujan yang tinggi membuat rumah mereka terendam, terutama yang berada di pinggiran sungai, karena air sungai biasanya meluap. 
 
Noviansyah,35,warga Desa Kijang Ulu Kampung IV, Dusun Beti Jaya,Kecamatan Kayuagung, OKI, mengaku halaman rumahnya, termasuk bangunan di bawah rumah, telah tergenang air sejak satu bulan terakhir. “Karena selama Desember sering terjadi hujan.Apalagi saat ini air sungai dalam keadaan pasang.Ketinggian air terus bertambah baru satu minggu ini.Yang jelas bila hujan turun, pasti air yang menggenang bertambah,” ujarnya. Musibah ini tidak hanya dialaminya,tetapi juga 10 rumah di Kampung III dan IV. Akibatnya, gudang bawah rumah mereka yang biasa digunakan untuk menyimpan padi tidak dapat digunakan. 
 
“Kami terpaksa memindahkan padi ke bagian atas rumah. Untung bangunan rumah warga di Kijang Ulu kebanyakan panggung sehingga genangan banjir tidak sampai ke atas. Banjir seperti ini memang setiap tahun terjadi, tetapi tahun ini terparah. Sebagian warga desa juga tidak ke sawah lagi karena lahannya terendam banjir,” paparnya. Sedangkan, banjir di Desa Beti Jaya Kampung 3 dan 4,Kecamatan SP Padang,OKI,sudah terjadi sekitar satu mingguan. Mamat, salah satu warga setempat, mengatakan, akibat banjir, gudang yang berisikan hasil panen dan alat pertanian di bawah rumah terpaksa dialihkan ke tempat lain. 
 
”Sawah kami juga tidak bisa ditanami,”katanya. Mamat berharap pemerintah memberikan bantuan kepada warga desa yang menjadi korban musibah banjir.“Warga di sini juga meminta dibuatkan pintu air karena banjir yang terjadi juga diakibatkan aliran sungai,”ujarnya. Sementara itu, hujan dan angin kencang yang melanda Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) membuat debit air Sungai Musi meninggi.Bahkan,di Kecamatan Sekayu, air Sungai Musi sudah menggenangi kebun karet warga dengan ketinggian 20–30 cm. 
 
Sementara di Desa Epil, Bailangu dan Lumpatan terlihat sejumlah rumah panggung milik warga mulai tergenang akibat air hujan dan luapan Sungai Musi. Asri, 39, warga Sekayu mengaku kian waspada karena rumahnya mulai digenangi air. “Memang rumah kami panggung namun merasa takut juga jika luapan air Sungai Musi membawa binatang berbisa seperti ular.Warga juga takut jika ada buaya sungai yang nyasar,” tandasnya. Sedangkan kebun karet miliknya seluas dua hektare juga terendam sehingga dirinya tidak dapat berkebun. Dia berharap genangan air cepat surut karena kalau dibiarkan getah karet yang dihasilkan sedikit. 
 
“Cuaca yang tidak menentu ini membuat kami serba salah. Penghasilan kami dari kebun karet terancam,”keluhnya. Tingginya air Sungai Musi juga dirasakan warga Mangun Jaya dan kecamatan lain seperti Tungkal Jaya.Yasran, 44, seorang warga Tungkal Jaya mengaku penghasilannya menurun drastis akibat banjir yang menggenang kebun karetnya. Sejak beberapa pekan terakhir ini dia tidak dapat menyadap karet untuk di jual. “Kebun banjir,kamu jadi sulit nyadap karet, produksi pun turun.Paling sehari hanya dapat sedikit,”paparnya. 
 
Sementara posko penanggulangan bencana berupa tenda besar bertuliskan Departemen Sosial sudah berdiri di Pemkab Muba untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk terjadinya bencana alam akibat pasangnya air Sungai Musi dan anak sungai lain. “Kami terus mengimbau agar warga tetap waspada.Terutama yang tinggal di bantaran sungai. Kami juga siap melakukan langkah tanggap darurat dan menyiapkan sejumlah peralatan seperti perahu karet, tenda dan lainnya serta tim siaga bencana,”tandas Plt KabanKesbangpolinmas Kabupaten Muba,Hendarsyah. 
 
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (Kadin- TPH) OKU Timur Tubagus Sunarseno mengungkapkan, tingginya curah hujan saat ini justru dimanfaatkan petani pemilik sawah irigasi teknis dan sawah tadah hujan untuk melakukan musim tanam.“Sedangkan, untuk sawah lemak musim tanam akan dilakukan pada Juni mengikuti cuaca alam,” katanya kemarin. Dia menuturkan,luas lahan yang ditanam sejak Desember 2011–Januari 2012 seluas 75.000 sawah irigasi teknis dan sawah tadah hujan. 
 
“Sedangkan, pada Februari ada penambahan masa tanam bagi sawah irigasi teknis dan sawah tadah hujan seluas 5.000 hektare. Sementara, potensi sawah lebak yang akan dilakukan masa tanam seluas 12.000 hektar,” bebernya. Untuk mengetahui perkembangan di lapangan selama musim tanam hingga musim panen, pihaknya menerjunkan tenaga penyuluh untuk memantau perkembangan padi petani sehingga jika terdapat persoalan dapat dilakukan penyelesaian. Choirudin,48,petani asal Desa Riang Bandung Ilir, Kecamatan Madang II,mengatakan, saat ini waktunya yang tepat melakukan musim tanam karena kebutuhan air sudah mencukupi. 
 
“Modal 1 hektare dari musim tanam hingga masa panen yang harus dikeluarkan petani mencapai Rp4 juta. Sedangkan, hasil produksi yang dihasilkan dari 1 hektare sawah tadah hujan sekitar 5 ton. Untuk mendapatkan keuntungan dari setiap panen, tergantung bagaimana kita merawat padi yang ditanam. Intinya jangan sampai kekurangan pupuk, jika pupuknya mencukupi, hasilnya akan baik,”katanya. m rohali/ sierra syailendra/ dadang dinata 


Post Date : 03 Januari 2012