|
PEKALONGAN (Media): Puluhan rumah di Desa Sukoharjo dan Desa Gembong, Kecamatan Kondang Serang, Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng), tertimbun akibat longsor, kemarin. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Peristiwa longsor itu terjadi pukul 06.00 WIB saat warga sudah terbangun dari tidur sehingga ketika terjadi longsor mereka lari menyelamatkan diri. "Untung saat tanah di atas bukit bergerak warga langsung keluar rumah dan lari menjauh sehingga hanya rumah yang tertimbun," kata Margono, warga Desa Sukoharjo. Peristiwa longsor terjadi akibat bukit dengan ketinggian 40 meter dan kemiringan 60 derajat yang berada di Kecamatan Kondang Serang terus diguyur hujan sejak Selasa (2/1) hingga kemarin. Bukit kecil itu tidak mampu menahan longsoran tanah bagian atas bukti sehingga mengubur rumah warga sekitarnya. Kerusakan terparah terjadi di Desa Sukoharjo yang berada dekat dengan bukit. Di desa ini sedikitnya 12 rumah rusak tertimbun tanah dengan ketinggian dua meter sedangkan di Desa Gembong hanya menimpa satu rumah. Meski tidak menimbulkan korban, sekitar 20 keluarga terpaksa mengungsi di balai desa setempat dan sebagian lagi menumpang ke rumah warga lain yang lebih aman. Selain longsor, hujan lebat yang terus-menerus menyebabkan banjir di Desa Gerungwiyono, Kecamatan Kondang Serang. Jembatan sepanjang tiga meter yang berada di desa itu hanyut terbawa air sungai yang meluap. Masih di Jateng, puluhan rumah milik warga Dusun Ngroto, Desa Pentur, Kecamatan Simo, Boyolali, terancam bencana tanah longsor. Ancaman ini datang setelah adanya retakan tanah di ruas jalan menuju dusun yang terletak di atas tebing ketinggian 10 meter sejak beberapa hari lalu. Dari pantauan Media kemarin, ruas jalan yang juga melintas di atas rumah-rumah milik warga itu mengalami retak cukup besar dengan kedalaman antara 1 meter hingga 1,5 meter. Kondisi ini membahayakan keselamatan jiwa warga yang berdekatan dengan lokasi jalan retak itu. Apalagi, curah hujan di wilayah ini tinggi. "Saya sebenarnya sudah disuruh mengungsi oleh Pak Lurah karena sewaktu-waktu akan terjadi longsong," ujar Sumarno, 50, warga Dusun Ngroto. Sebelumnya di Kabupaten Boyolali tepatnya di Desa Ngagrong, Kecamatan Ampel, tiga rumah warga terkubur tanah longsor yang terjadi saat hujan deras. Bencana banjir Hujan deras yang terus mengguyur dalam dua hari ini di Jateng dan Jawa Timur (Jatim) menyebabkan sejumlah wilayah lainnya di Jateng dan Jatim terendam banjir dan longsor. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, hanya ratusan hektare sawah milik warga rusak terendam air. Di Kendal, Jateng, sedikitnya 10 kelurahan di empat kecamatan terendam air. Sepuluh kelurahan itu, yakni Kelurahan Ngempil, Rejosari (Kecamatan Ngemplak), Kebonadem, Turunrejo, Brangsong (Kecamatan Brangsong), Wonorejo (Kecamatan Kaliwungu), Kebondalem, Karangasem, dan Ketapang (Kecamatan Kendal). Kepala Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal Soepardjan mengatakan beberapa warga terpaksa mengungsi ke wilayah yang aman. Di Malang, Jatim, di dua kecamatan--Wonosari dan Gedangan--terjadi banjir dan tanah longsor. Di Kecamatan Wonosari, banjir dan tanah longsor mengakibatkan sejumlah dam penahan air rusak. Kerusakan dam berukuran 7 x 3 meter tersebut mengakibatkan puluhan hektare lahan sawah milik warga tergenang. Sedangkan di Kecamatan Gedangan, tanah longsor mengakibatkan dua rumah warga nyaris ambruk. Rumah itu milik Samuji dan Slamet warga Desa Segaran RT 27/RW 7. Pemerintah Kota Kediri menutup dua jembatan besar yang melintang di atas Sungai Brantas, yakni Jembatan Kota Lama, Kecamatan Kota, dan Jembatan Mrican, Kecamatan Mojoroto, setelah meningkatnya debit volume air Sungai Berantas dua hari terakhir. Saat ini ketinggian air sudah mencapai 5 meter dari ketinggian normal 3 meter. Sejumlah daerah kini mewaspadai ancaman bencana yang terjadi pada musim hujan ini. Bupati Ponorogo Muhadi Suyono, kemarin, mengatakan titik rawan bencana lain di daerahnya terdapat di kawasan Pegunungan Rajekwesi seperti Gajah Sambit, Ngebel, Sooko, Sawoo, Ngrayun, Slahung, dan Badegan. Untuk penanggulangan bencana tahun ini, pihaknya menganggarkan dana sebesar Rp6 miliar. (Tim Media/N-2). Post Date : 06 Januari 2006 |