TASIKMALAYA, (PR).- Hujan deras kembali mengguyur beberapa wilayah di Jawa Barat. Hujan yang turun terus-menerus selama sembilan jam mengakibatkan bukit Barnas Tembonglangit di Kampung Padasuka, Desa Mandalajaya, Kec. Salopa, Kab. Tasikmalaya longsor dan mengakibatkan banjir lumpur, Kamis (5/8) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB.
Sementara belasan rumah warga di Kampung Ciawi dan Ciputa Desa Ciawi, serta Citoe Desa Cidadap Kec. Karangnunggal terendam banjir yang mencapai ketinggian sekitar setengah meter, Kamis (5/8).
Di Ciamis, sedikitnya dua puluh rumah, puluhan kolam ikan, dan Pondok Pesantren Miftahulhuda 2 di Desa Bayasari, Kecamatan Jatinegara terendam banjir hingga satu meter. Banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Cipetungan.
Sementara hujan deras yang mengguyur Kota Bandung dan sekitarnya Kamis (5/8) siang, mengakibatkan banjir cileuncang di beberapa titik, di antaranya di perempatan Jln. Pasirkoja-Jln. Soekarno-Hatta, Jln. Ahmad Yani, serta Jln. Dipati Ukur. Selain mengakibatkan banjir cileuncang, hujan juga membuat beberapa ruas jalan Kota Bandung mengalami kemacetan panjang.
Di Tasikmalaya, akibat banjir lumpur itu, enam rumah milik warga yang ada di bawah bukit tersebut masing-masing milik Yeyeh (60), Ujang Gunawan (50), Ujang Hermawan (37), Ny. Cicih (49), Ujang Mumu (27), dan Yana (24) rata dengan tanah akibat tertimbun lumpur dan batu yang longsor dari bukit Barnas, yang berjarak sekitar lima ratus meter dari perkampungan. Madrasah Diniah Riyadul Mubtadiin yang ada di tengah perkampungan, kondisinya juga rata dan hancur tak tersisa.
Sementara enam rumah warga lainnya yakni milik Ihin Solihin (60), Yana (30), Yamin (35), Bahrul Ullum (40), Ujang Risadi (35), dan Ecem Hamizi (70) mengalami rusak berat. Material lumpur yang meluluhlantakkan rumah warga lainnya memenuhi ruangan rumah mereka dengan ketebalan lumpur selutut orang dewasa. Sementara dua rumah milik Opa Mustofa (60) dan Tata (40) kondisinya rusak ringan, meskipun lumpur juga menggenangi rumah keduanya.
Semua perabotan warga yang ada di rumah tersebut tertimbun lumpur hingga tidak bisa dimanfaatkan sama sekali. Namun, dalam bencana longsor tersebut tidak mengakibatkan korban jiwa, karena semua warga senantiasa waspada sejak siang hari, dan mereka langsung berhamburan keluar rumah saat mendengar suara gemuruh.
Ketua RT Padasuka, Yayan Suryana (50) mengatakan, sejak siang hari warga diminta waspada karena kondisi bukit Barnas Tembonglangit kondisinya sudah belah. Bahkan, kaum pria yang ada di kampung tersebut diajak untuk memperbaiki saluran air Singapanon yang berada persis di atas perkampungan mereka, agar aliran airnya lancar.
Namun, ternyata jumlah air yang ada tidak bisa dibendung akibat curah hujan yang sangat deras hingga akhirnya tanggul saluran tersebut jebol dan air yang datang meluber yang mengakibatkan longsor dan banjir lumpur.
Akibat jebolnya tanggul, kini saluran air dari bukit Barnas mengalir persis di halaman rumah warga. Butuh waktu yang cukup lama untuk memperbaiki saluran air tersebut. Warga juga membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk membersihkan material lumpur yang menggenangi rumah mereka.
Terendam
Sementara itu, hujan lebat yang mengguyur Desa Bayasari, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Ciamis menyebabkan banjir akibat meluapnya Sungai Cipetungan. Sedikitnya dua puluh rumah, puluhan kolam ikan, Pondok Pesantren Miftahulhuda 2, terendam banjir hingga mencapai satu meter.
Banjir yang berlangsung mulai Kamis (5/8) pukul 1.00 WIB juga menyebabkan arus lalu lintas antara Kecamatan Jatinegara dan Kecamatan Panjalu sempat terputus sekitar dua jam. Hal itu disebabkan ruas jalan sepanjang dua ratus meter di Desa Bayasari terendam banjir hingga mencapai satu meter.
Menurut informasi yang dihimpun "PR", sebelum datang banjir, sejak sore wilayah tersebut diguyur hujan sangat lebat disertai petir yang menggelegar. Semakin malam hujan bukannya mereda, sebaliknya bertambah lebat. Akibatnya, Sungai Cipetungan yang membelah desa tersebut meluap.
Sekitar dua puluh rumah yang di Blok Cigarenjeng dan Sukasirna terendam banjir. Madrasah Ibtidaiah Negeri Bayasari yang lokasinya dekat dengan Pontren Miftahulhuda 2 terpaksa diliburkan karena terendam banjir.
Demikian pula 850 santri yang tidur di lantai satu pontren terpaksa mengungsi ke lantai dua. Di dalam kamar, ketinggian air mencapai enam puluh sentimeter. Akibat banjir datang mendadak, banyak barang milik santri yang basah terendam air.
"Cileuncang"
Hujan deras yang mengguyur Kota Bandung dan sekitarnya Kamis (5/8) siang mengakibatkan banjir cileuncang di beberapa titik, di antaranya perempatan Jln. Pasirkoja-Jln. Soekarno-Hatta, Jln. Ahmad Yani, serta Jln. Dipati Ukur. Selain mengakibatkan banjir cileuncang, hujan juga membuat beberapa ruas jalan di Kota Bandung mengalami kemacetan panjang.
Banjir cileuncang di persimpangan Jln. Pasirkoja-Jln. Soekarno-Hatta seperti biasa mencapai ketinggian hingga tiga puluh sentimeter. Banjir langsung menyergap jalan di dekat gerbang tol Pasirkoja itu setelah beberapa menit diguyur hujan. Akan tetapi, cileuncang hanya menggenangi sebentar di dekat lampu merah, karena saluran air di daerah itu sudah dibersihkan sebelumnya.
Di Jln. Dipati Ukur, hujan menyebabkan kemacetan dari persimpangan Jln. Dipati Ukur-Jln. Sekeloa hingga ke perempatan Jln. Dipati Ukur-Jln. Ir. H. Djuanda. Menurut pengguna jalan di Jln. Dipati Ukur, Ishak Salman (24), kemacetan terjadi saat hujan reda dan orang-orang memanfaatkan untuk bepergian.
Sementara itu, hujan deras yang mengguyur sejak pukul 14.30 WIB kemarin juga menyebabkan sejumlah ruas jalan di Kota Cimahi digenangi cileuncang. Salah satu langganan banjir adalah Jln. Pesantren tepat di perbatasan dengan Jln. Amir Machmud. Jalan itu tergenang cileuncang setinggi lutut orang dewasa sehingga para pengendara memperlambat laju kendaraannya. Beberapa sepeda motor mogok karena knalpotnya terendam cileuncang. Kondisi ini sempat membuat Jln. Pesantren mengalami kemacetan.
Ruas jalan lain yang juga terendam cileuncang adalah Jln. Amir Machmud di sekitar Rumah Sakit Umum Cibabat. Para pengendara bukan hanya harus mewaspadai genangan air, tetapi juga arus air yang cukup cepat. Sejumlah anak-anak setempat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menawarkan jasa mendorong mobil yang mogok atau mengangkat sepeda motor ke tempat kering. (A-180/A-194/A-101/A-14/E-20)
Post Date : 06 Agustus 2010
|