Puluhan Rumah Terendam

Sumber:Indopos - 21 Februari 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

JEMBER - Hujan deras yang mengguyur seluruh wilayah Jember, Selasa (19/2) siang hingga malam kemarin merendam belasan rumah, sekolah, dan puluhan hektare lahan pertanian.

Di Desa Kasiyan, Kecamatan Puger, setidaknya dua sekolah terendam. Banjir di desa tersebut akibat meluapnya saluran dan sungai yang tak sangup menampung besarnya debit air.

Hujan yang mengguyur Jember kemarin memang merata di seluruh wilayah Kabupaten Jember. Terutama untuk wilayah kota dan selatan. Sejak pukul 12.30 hingga tengah malam hujan mengguyur. "Hujan seharian sangat deras seperti ditumpahkan," kata Sutrisno warga Desa Kasiyan Puger, kemarin.

Selain sungai yang banjir, hujan membuat saluran irigrasi meluap hingga meluber ke permukiman penduduk.

Akibatnya, puluhan rumah di Desa Kasiyan Puger terendam sekitar 60 cm. Bahkan di beberapa daerah tertentu air lebih dalam lagi dan masuk ke rumah penduduk.

"Padahal mereka sudah membendung pintu rumah. Namun karena datangnya air sangat cepat akhirnya bendungan itu kalah. Air tetap menerobos masuk ke rumah-rumah," kata Sulastri salah seorang warga Desa Kasiyan yang rumahnya terendam.

Tak hanya itu, banjir membuat sejumlah sekolah terpaksa diliburkan. Seperti SDN Kasiyan II, Kecamatan Puger. Air juga meluber ke halaman yang tingginya mencapai 60 cm.

Sejatinya, murid-murid sekolah ini kemarin siap menerima pelajaran. Namun karena tempat tidak memungkinkan akhirnya proses belajar-mengajar diliburkan. Guru dan murid pun pulang ke rumah masing-masing.

Hal ini juga terjadi di SMP PGRI Kasiyan. Ratusan murid dan guru kemarin kaget melihat sekolahnya terendam. Untuk sekolah ini lebih parah. Sebab lokasinya berdekatan dengan areal persawahan. "Air di sini berawal dari sawah kemudian masuk ke sekolah ini," kata Syaiful Bahri, staf TU SMP PGRI Kasiyan kemarin.

Tak hanya itu, banjir juga menenggelamkan puluhan tanaman padi. "Lihat saja sendiri sampai tidak padinya tidak kelihatan," kata Modin seraya menunjukkan sawahnya yang rusak.

Sementara itu, pukul 15.00 air di desa itu belum juga surut. Warga tidak bisa beraktivitas. Warga juga membersihkan rumah, menguras air di dalam juga tidak bisa dilakukan. "Mau dibersihkan gimana, kalau air tetap menggenang seperti ini," kata Wagiman salah seorang warga. (rid)



Post Date : 21 Februari 2008