|
BANYUMAS- Paling sedikit 50 rumah terendam banjir dan lima rumah lainnya tertimpa tanah longsor di Desa Kalisalak, Kecamatan Kebasen pada Senin (30/1) malam. Bencana itu terjadi akibat meluapnya sejumlah sungai kecil yang mengalir di desa tersebut, setelah hujan deras turun sejak siang hingga malam hari. Di Desa Sawangan yang bersebelahan dengan Kalisalak juga dilanda banjir. Di desa itu tak kurang dari 10 rumah terendam. Tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut. Selain merendam rumah, banjir akibat meluapnya Sungai Tawon Baluh, Sungai Lembang, dan Sungai Perwatan menyebabkan ratusan kilogram ikan gurami dari belasan kolam ikan milik warga hanyut. Kepala Desa Kalisalak Bambang Setiadi mengatakan, banjir di desanya melanda Grumbul Tawon Baluh, mengakibatkan delapan rumah terendam. Kemudian di Grumbul Kembangan dan Kemlaka ada 42 rumah terendam. ''Ketinggian air di dalam rumah mencapai 50 cm. Di dua gerumbul ini lima rumah rusak berat, lima lainnya rusak ringan. Saat ini air sudah surut dan warga bergotong royong memperbaiki rumah yang rusak,'' katanya. Rumah yang tertimpa tanah longsor berada di Grumbul Tawon Baluh. Tiga di antaranya rusak berat dan dua rusak ringan. Jumlah kolam yang terendam banjir di Grumbul Tawon Baluh ada lima kolam dengan ikan gurami yang hanyut 400 kg. Di Grumbul Kembangan ada 11 kolam ikan terendam dengan jumlah ikan gurami yang hanyut mencapai 750 kg. Dia berharap ada bantuan dari Pemkab berupa material untuk perbaikan rumah yang rusak. ''Kami juga memohon agar dibuat talut Sungai Perwaton serta normalisasi sungai yang mengalir di Kalisalak agar tak lagi banjir,'' ujar dia. Camat Kebasen Tjondro Kirono dan Kapolsek AKP Riniati meninjau lokasi becana. ''Banjir yang melanda Kalisalak dan Sawangan hanya sekitar dua jam. Begitu sungai surut, genangan air di rumah penduduk ikut surut,'' kata Tjondro. SMP Terendam Hujan deras yang turun sepanjang Senin siang hingga malam juga mengakibatkan SMP 2 Kebasen yang ada di Desa Adisana terkena banjir. Seluruh ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, laboratorium, dan perpustakaan terendam air. Ketinggian air di dalam ruang mencapai 50 cm. ''Tidak ada ruang yang tidak terendam. Banjir yang masuk ke ruang laboratorium menyebabkan komputer rusak,'' kata pengampu SMP 2 Kebasen, Usrin didampingi Wakil Kepala Sekolah, Mustaqim. Dia menuturkan, sekolahnya dulu memang sering kebanjiran. Sejak beberapa bulan lalu, banjir bisa diatasi setelah dibuat tembok keliling yang berbatasan dengan sungai. Namun, fondasi tembok yang berbatasan dengan Sungai Lawas ada yang jebol sepanjang 20 meter, karena tergerus arus sungai. ''Saat hujan deras Senin petang, Sungai Lawas meluap dan masuk melalui fondasi yang bobol ke area sekolah. Saat kejadian tidak ada siswa dan kebetulan Selasa libur, sehingga kegiatan belajar-mengajar tidak terganggu,'' tutur Usrin. Air yang masuk ke ruangan setinggi 50 cm, juga meninggalkan lumpur di seluruh ruangan. Kemarin sore, pihak sekolah mengerahkan tak kurang dari lima karyawan untuk membersihkan lumpur yang tertinggal di semua ruangan. (G23-42s) Post Date : 01 Februari 2006 |