|
Jambi, Kompas - Puluhan rumah yang terletak di pinggiran sungai di Kabupaten Batanghari, Minggu (23/12), dilanda banjir. Curah hujan yang cukup tinggi mengakibatkan air sungai meluap ke sejumlah wilayah. Kasus serupa sebelumnya terjadi di Gorontalo, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan. Setidaknya, kemarin, sekitar 40-an rumah warga di Desa Pasar Terusan, Desa Pasar, dan Desa Rengas Condong, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari, yang terendam air sungai di sekitar wilayah tersebut. Kepala Kesbanglinmas Kabupaten Batanghari Ardani mengemukakan, meski banjir belum parah, sebagian warga tetap diimbau untuk waspada dan mengungsi sebelum banjir lebih besar. "Sebagian warga memang sudah mengungsi. Tapi, mereka mengungsi ke tetangga yang berumah panggung (tidak kebanjiran)," kata Ardani menjelaskan. Tingginya curah hujan beberapa hari terakhir di wilayah hulu mengakibatkan tinggi muka air Sungai Batanghari di Kota Jambi meningkat drastis. Berdasarkan data dari Stasiun Pos Duga Air Automatik Kota Jambi menunjukkan, tinggi muka air (TMA) Sungai Batanghari meningkat dalam tiga pekan terakhir. Jika dua pekan lalu TMA rata-rata 12,25 meter, maka pada pekan terakhir ini tercatat 13,55 meter. Bantuan Terkait dengan bencana banjir, dari Palembang dilaporkan, bantuan untuk korban di Desa Peninggalan, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, kemarin, mulai disalurkan. Banjir di wilayah itu juga akibat meluapnya air sungai, Sungai Peninggalan, sejak Kamis lalu. Bantuan dari Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin yang disalurkan berupa bahan makanan dan selimut. Bupati Musi Banyuasin Alex Noerdin saat dihubungi kemarin mengatakan, setidaknya 78 keluarga yang rumahnya terendam banjir. "Bantuan yang diberikan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sementara karena air belum surut," ujarnya. Alex menambahkan, selain di Desa Peninggalan, banjir juga terjadi di Desa Bintialo, Kecamatan Bayung Lencir. Bangun kanal Masih soal banjir, Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad, kemarin, menyatakan, mulai 27 Desember ini Pemerintah Provinsi Gorontalo membangun kanal untuk mengatasi banjir yang terus melanda Kota Gorontalo selama lima tahun terakhir. Dana sebesar Rp 30 miliar yang dibutuhkan rencananya ditalangi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2008 lebih dahulu. Pembangunan kanal, kata Fadel, menjadi prioritas pemerintah provinsi. "Ide itu sudah disampaikan kepada Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla dan sudah ada lampu hijau untuk direalisasikan," demikian Fadel. Ia menambahkan, warga di sepanjang bantaran kali akan direlokasi ke tempat yang sudah disiapkan dan akan diberi ganti rugi sesuai dengan luas tanah masing- masing. "Kanal penahan banjir akan dibangun di sepanjang Sungai Tamalate dan sepanjang Sungai Bolango. Pengerjaan kanal diperkirakan selesai enam bulan," kata Fadel menjelaskan. (DOE/WAD/ITA) Post Date : 24 Desember 2007 |