|
BLITAR (Media): Puluhan rumah penduduk serta ratusan hektare sawah di Blitar, Jawa Timur (Jatim), kemarin, terendam banjir setelah wilayah tersebut diguyur hujan deras beberapa hari terakhir. Banjir paling parah melanda Dusun Karanganyar, Desa Modangan, Kecamatan Nglegok. Di wilayahnya ini ketinggian air mencapai 50 sentimeter (cm) hingga satu meter. Banjir juga merobohkan sejumlah pagar rumah penduduk yang terbuat dari beton. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, tetapi bencana memaksa warga yang tempat tinggalnya terendam mengungsi ke rumah penduduk lain yang tidak terkena banjir. Kepala Desa Modangan, Turmuji mengatakan banjir di Dusun Karanganyar terjadi akibat pembabatan pohon kakao di areal perkebunan milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI yang terletak di bagian atas desanya. Tanaman kakao seluas 105 hektare yang ada di perkebunan Penataran itu dibabat dan digantikan dengan tanaman lain. ''Kita akan akomodasi tuntutan warga yang merasakan dirugikan akibat hilangnya resapan air di perkebunan itu,'' kata Turmuji. Bahkan, katanya, pihak perkebunan berjanji akan memperbaiki sistem pengairan di lahan tersebut secepatnya. Sedangkan di Desa Sutojayan dan Kedung Bunder, Kecamatan Sutojayan, ketinggian air mencapai sekitar 50 cm. Kedua desa pada 2004 pernah diterjang banjir bandang yang menewaskan 12 penduduk. Sejumlah warga mengaku cemas karena banjir yang terjadi sejak Rabu (7/12) belum surut, sedangkan hujan deras terus mengguyur wilayah tersebut. ''Kami khawatir dan trauma, soalnya banjir bandang tahun lalu juga terjadi di bulan Desember,'' kata Abdul Kholik, warga Desa Kedung Bunder. Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Maritim Tanjung Perak Surabaya Eddy Waluyo mengingatkan warga Jatim agar mewaspadai dampak badai Fanoos yang kini tengah melanda India. Badai tersebut, katanya, mengakibatkan gelombang laut di Jatim mencapai ketinggian dua hingga 3,5 meter. Berdasarkan foto citra satelit yang dipantau BMG Maritim Tanjung Perak, wilayah Jatim saat ini masih diguyur hujan disertai kilatan petir dan angin dari arah barat dengan kecepatan 20 sampai 60 kilometer per jam. Dengan kondisi itu di wilayah Tulung Agung, Trenggalek, Pacitan, Malang Selatan, dan Banyuwangi kemungkinan terjadi banjir dan longsor. Di Demak, Jawa Tengah (Jateng), sebanyak 143 rumah penduduk rusak akibat dihantam angin ribut pada Rabu malam. Rumah-rumah yang rusak berada di Desa Bantengmati, Kecamatan Mijen. Menurut Kepala Desa Bantengmati Sulkan, kemarin, angin menghantam wilayah itu selama hampir dua jam dari pukul 18.00 hingga 20.00 WIB. Kerusakan sebagian besar terjadi pada bagian atap rumah. Banjir juga kembali menggenangi Jalan Trans-Kalimantan yang menghubungkan Palangkaraya (Kalimantan Tengah)-Banjarmasin (Kalimantan Selatan) di Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau. Ketinggian air yang mencapai satu meter menyebabkan mobil dan motor harus diangkut menggunakan perahu. (ES/PW/SS/Ant/N-1). Post Date : 09 Desember 2005 |