Jangan anggap sepele sampah. Benda "hina nan bau" ini ternyata jago mencipta lapangan kerja. Tak hanya puluhan atau ribuan. Tapi puluhan ribu lapangan kerja. Demikian hasil penelitian di Inggris baru-baru ini.
Lembaga lingkungan Friends of the Earth melansir laporan yang menyatakan 51.400 lapangan kerja dapat tercipta jika 70 persen sampah yang dikumpulkan pemerintah daerah didaur ulang. Dan 18.800 lapangan kerja lain dapat diciptakan jika sampah komersial dan industri didaur ulang dalam jumlah yang sama.
Penelitian mengungkapkan, daur ulang sampah per ton mampu menciptakan 10 kali lipat lapangan kerja, dibanding jika sampah tersebut hanya digunakan untuk menimbun lahan atau dibakar. Pasalnya, dalam industri daur ulang diperlukan sumber daya manusia untuk mengumpulkan, memisahkan, serta memproses kembali. Termasuk sumber daya manusia di rantai suplai sampah, dan sektor ekonomi lain yang terkait industri daur ulang.
Untuk Pemerintah Inggris, pada 2008, daur ulang dari sampah yang dikumpulkan mencapai 37 persen. Sampah dikumpulkan oleh pemerintah masing-masing daerah dari rumah tangga dan sumber lain seperti jalan dan tempat sampah publik. Selanjutnya, Pemerintah Inggris kini sedang gencar menaikkan persentase daur ulang agar mencapai target aturan Uni Eropa, yaitu 50 persen pada tahun 2020.
Di wilayah lain, Wales dan Scotlandia mengumumkan rencana untuk mendaur ulang sampah yang dikumpulkan pemerintah sebanyak 70 persen pada 2025. Sementara Irlandia Utara dan Inggris, di mana sampah lebih banyak dibuang, masih berpegang pada target 50 persen.
Tetapi jika Inggris dapat mencapai target daur ulang hingga 70 persen, Friends of the Earth menyatakan negara tersebut mampu menciptakan 29.400 lapangan pekerjaan di industri daur ulang. Sebanyak 14.700 di rantai suplai sampah, serta lebih jauh lagi 7.300 lapangan pekerjaan untuk sektor ekonomi lain yang terkait dengan industri ini.
"Daur ulang adalah win-win solution (sama-sama menguntungkan) baik untuk lingkungan dan ekonomi. Dibanding memusnahkannya, daur ulang menghemat sumber daya alam yang berharga dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja," kata Juru Kampanye Sampah Friends of the Earth, Julian Kirby dikutip The Guardian.
Menurutnya, pemerintah harus berambisi dalam menetapkan target daur ulang. Hal ini seperti membuat desain produk yang baik, termasuk menghentikan supermarket dan produsen menjual produk yang tidak dapat didaur ulang. Jika hal ini mampu dilakukan maka target 75 persen daur ulang sampah dapat dengan mudah tercapai di tahun 2025. "Jika pemerintah serius menciptakan pekerjaan hijau yang menguntungkan maka mereka harus menurunkan jumlah sampah dan membantu konsumen untuk mendaur ulang," katanya.
Tak hanya sampah, mengganti energi fosil dengan energi terbarukan juga berefek menciptakan lapangan kerja baru. Riset Environment Agency (Agen Federal untuk Masalah Lingkungan) di Jerman menemukan mengganti energi fosil dengan energi terbarukan pada 2050 berefek pada keuntungan ekonomi, terutama ekspor produk industri manufaktur.
Presiden Federal Environment Agency Jochen Flasbarth mengatakan upaya ini akan membuka ribuan lapangan kerja baru. Penggunaan energi terbarukan kini telah membuka lapangan kerja baru setidaknya bagi 300.000 penduduk Jerman. Mereka bekerja di perusahaan pembuat energi terbarukan.
Jerman menargetkan pada 2050 mengganti 100 persen energi listriknya dengan energi terbarukan. Saat ini Jerman telah mendapatkan 16 persen sumber energi listrik dari angin, solar, serta sumber energi terbarukan lainnya. Angka tersebut, tiga kali lebih tinggi dibanding yang dicapai 15 tahun lalu. Khusus untuk produksi energi listrik bersumber angina, Jerman kini di peringkat nomor dua dunia, setelah Amerika Serikat. Nunik Triana
Post Date : 20 September 2010
|