|
TEMANGGUNG- Sejumlah pelanggan air di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Agung enggan membayar tagihan rekening bulanan. Bahkan, mereka meminta untuk tidak diterbitkan surat tagihan rekening dahulu, sebelum PDAM memastikan aliran airnya akan lancar. "Untuk membayar abonemen (beban pokok) saja mereka juga tidak mau," kata Direktur PDAM Tirta Agung, Ir Sugihartoyo, di ruang kerjanya, kemarin. Menurutnya, baru-baru ini 30 warga Desa Ngabean, Kecamatan Kaloran, memang komplain pada PDAM, lantaran air yang semestinya setiap hari mengalir lancar ke rumahnya ternyata macet. Karena itu, mereka meminta surat tagihan rekening air tidak dikeluarkan dahulu. Keluhan dan permintaan yang sama juga disampaikan oleh sekitar 10 pelanggan dari Desa Kauman, Kaloran. Mereka menyatakan, mulai musim kemarau ini dalam beberapa hari air tidak mengalir lancar. Kalaupun mengalir, tidak deras serta sering berhenti sebelum kebutuhan air rumah tangga mereka terpenuhi. "Khusus di Desa Kauman, Kaloran, saat musim kemarau aliran air memang tidak lancar. Seperti pada 2005, sekitar 140-an orang juga komplain, karena aliran air macet," ujarnya. Namun saat aliran air itu nanti kembali normal, mereka akan bersedia menerima surat tagihan air dan membayarnya. "Mereka mengatakan, kalau dalam sebulan ini aliran air masih macet, tidak akan membayar. Jadi, rekening tersebut akan dibayar saat aliran air normal kembali," paparnya. Saat ditanya penyebab ketidaklancaran aliran air tersebut, dia menjelaskan, hal itu karena keterbatasan debit air di sumbernya. Keadaan tersebut kian parah saat musim kemarau seperti sekarang. "Ketidaklancaran juga disebabkan oleh peralatan-peralatan milik PDAM sudah usang sehingga tidak dapat berfungsi optimal. Juga akibat minimnya kapasitas bak penampungan," jelasnya. Dia menjelaskan, sebuah bak penampungan hanya berkapasitas sekitar 1.000 meter kubik. Padahal, semestinya berkapasitas dua kali lipatnya. (H24-66) Post Date : 03 Agustus 2006 |