|
Padang, Kompas - Puluhan keluarga di Kota Padang, Sumatera Barat, kehilangan tempat tinggal akibat banjir bandang pada Selasa (24/7) malam. Banjir juga merusak empat jembatan dan fasilitas umum lainnya. Sebagian permukiman warga hingga Rabu masih terisolasi. Banjir terjadi karena luapan Sungai Kuranji dan Sungai Gunung Nago, Selasa sekitar pukul 18.30. Luapan air datang bersama kayu gelondongan dan batu besar. ”Air cepat sekali naik,” kata Nurzaid (40), warga Kelurahan Batu Busuk, Kecamatan Pauh, yang menjadi korban air bah itu. Bersama puluhan keluarga di kelurahannya, ia mengungsi ke wilayah yang lebih tinggi. Selain Batu Busuk, banjir juga menerjang Limau Manis, Kampung Koto, Cengkeh, Padang Besi, Kalumbuk, dan Tunggul Hitam. Warga, antara lain, mengungsi ke kampus Universitas Andalas. Namun, hari Rabu, sebagian pengungsi sudah pulang ke rumah mereka. Banjir juga merusak tempat ibadah dan jembatan. Jembatan yang dilaporkan rusak, antara lain Jembatan Kuto Panjang, Batu Busuk, Sembatan Gunung Nago, dan Jembatan Baru Limau Manis. Bahkan, seluruh badan jembatan Kuto Panjang hancur. Kerusakan itu menyebabkan wilayah Limau Manis, Lambung Bukit, dan Batu Busuk terisolasi. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumbar Ade Edward menjelaskan, enam warga yang dilaporkan hilang menyusul banjir bandang di Kota Padang itu kemarin sudah ditemukan. ”Mereka mengungsi ke rumah kerabatnya saat banjir bandang terjadi,” katanya. Sebagian besar di antara mereka ditemukan di kawasan Kelurahan Tabing Bandar Gadang. Namun, Koordinator Operasi SAR Padang Akmal memastikan pencarian korban tetap dilanjutkan. Sebab, tak tertutup kemungkinan ada korban lain yang tidak dilaporkan. Di Jakarta, Kepala Pusat Meteorologi Publik pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Mulyono Prabowo menjelaskan, hujan deras dan banjir di Padang merupakan dampak dari siklon tropis Vicente di Laut China Selatan. Namun, cuaca itu segera normal kembali. (INK/RAZ/NAW) Post Date : 26 Juli 2012 |