|
KAJEN - Puluhan hektare sawah di Desa Gebangkerep, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, terendam banjir akibat tanggul Sungai Weno di Dukuh Sibago jebol. Tanggul jebol lantaran tak kuat menahan debit air dari guyuran hujan, Kamis (13/12). Selain menggenangi puluhan hektare lahan pertanian di desa tersebut, luapan air Sungai Weno juga menggenangi akses jalan penghubung antardesa di Kecamatan Sragi. Kepala Urusan Pembangunan Pemerintah Desa Gebangkerep, Dedy Suharjoyo mengungkapkan, jebolnya tanggul sungai disebabkan debit air cukup tinggi akibat guyuran hujan lebat sejak Rabu malam (12/12) pukul 19.30. “Jebolnya tanggul mengakibatkan lahan pertanian di lima dukuh di Desa Gebangkerep, Sragi seluas 50 hektare terendam. Beruntung sawah di sini belum memasuki tanam, hanya penyemaian bibit saja,” ungkapnya di kawasan banjir, di Desa Gebangkerep. Kendati menggenangi puluhan hektare sawah dan jalan penghubung antardesa, luapan air Sungai Weno akibat tanggul jebol tak merendam rumah warga. “Memang ada beberapa rumah warga terendam tapi jumlahnya sedikit, sebab bentuk rumah di sini cukup tinggi, sehingga banjir hanya menggenangi pelataran rumah saja,” jelas dia. Langganan Banjir Dia menyebutkan, lima dukuh yang terendam banjir adalah di Dukuh Banjardowo, Banjardowo Tengah, Banjardowo Selatan, Karangtengah dan Sibago. Menurutnya, kelima dukuh tersebut merupakan daerah langganan banjir, sehingga konstruksi bangunan rumah di sana lebih tinggi beberapa sentimeter dari jalan desa. Namun, dia menandaskan, apabila jebolnya tanggul Sungai Weno tak segera ditangani, maka dikhawatirkan banjir akan terus menghantui warga. “Apabila hujan lebat kembali mengguyur bukan tak mungkin luapan air sungai bisa menggenangi pemukiman warga,” tandas dia. Dulhadi (49) salah satu perangkat desa di Desa Gebangkerep, Sragi mengharapkan pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi persoalan banjir di desanya. Caryati (56) seorang buruh tani asal Desa Gebangkerep, Sragi mengatakan, akibat tanggul sungai jebol lahan garapannya seluas satu hektare lebih terendam, sehingga dirinya tak bisa menggarap sawah milik juragannya tersebut. (H65-49,88) Post Date : 14 Desember 2012 |