Puluhan Hektar Tanaman Padi Terendam

Sumber:Kompas - 02 September 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Cilacap, Kompas - Hujan deras yang terjadi dalam dua hari terakhir di wilayah Cilacap, Jawa Tengah, dan sekitarnya memicu banjir di areal persawahan wilayah tersebut, Rabu (1/9) pagi. Puluhan hektar tanaman padi terendam sehingga dipastikan puso.

Sawah yang terendam banjir umumnya di Cilacap bagian timur, khususnya di Kecamatan Kroya, Binangun, dan Adipala. Di Kroya, banjir merendam sedikitnya 85 hektar tanaman padi. Banjir berasal dari saluran sungai irigasi yang jebol akibat tak mampu menampung air hujan. Pendangkalan akibat sedimentasi dan rusaknya tanggul membuat saluran irigasi mudah jebol saat hujan deras.

”Banjir ini sudah tiga kali merendam sawah kami pada tahun 2010. Bulan Februari dan Juni lalu, banjir merusak tanaman padi sehingga kami harus mengganti bibit padi. Kalau ditanya kerugian, saya enggak bisa menghitung lagi. Kalau dihitung, malah ngenes (nelangsa),” kata Kasmuri Widodo (46), petani di Desa Munjur, Kecamatan Kroya, Cilacap.

Di Desa Munjur, ketinggian banjir di sawah sekitar 30-75 sentimeter. Bahkan, permukaan sungai sudah sama dengan permukaan air di sawah.

Selain itu, banjir merendam kolam ikan milik penduduk di Desa Munjur dan sekitarnya. Akibatnya, ikan-ikan itu tersebar di areal persawahan. Sawah pun berubah menjadi tempat menjala dan memancing ikan.

Tanaman padi yang terendam dipastikan tidak bisa dipertahankan. Di sebagian besar wilayah Kroya, padi petani yang terendam itu berusia satu bulan hingga 1,5 bulan. Ada pula tanaman palawija yang ikut terendam.

Biasanya pada tahun-tahun sebelumnya, pada bulan Agustus-September petani berhenti menanam padi. Namun, seiring masih turunnya hujan, banyak petani memanfaatkan untuk menanam padi.

”Tapi akhirnya malah seperti ini. Biasanya bulan Agustus-September tak ada hujan deras seperti sekarang,” kata Wardoyo (50), petani di Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun.

Banjir juga menggenangi puluhan hektar sawah di wilayah Banyumas bagian selatan, seperti Kecamatan Tambak dan Sumpiuh. Banjir disebabkan jebolnya saluran irigasi karena tak mampu menahan debit air hujan.

Kepala Dinas Pertanian Cilacap Gunawan mengatakan, irigasi pertanian di wilayahnya saat ini mengalami masalah pelik. Sebanyak 62 persen dari sekitar 1.200 kilometer saluran irigasi rusak.

”Anggaran kami terbatas untuk memperbaiki secara keseluruhan. Karena itu, bersama kelompok-kelompok tani, kami mencoba mengajak petani untuk memperbaiki saluran irigasi secara swadaya,” katanya. (HAN)



Post Date : 02 September 2010