BOJONEGORO -- Sedikitnya 21 desa yang berada di perbatasan Bojonegoro-Tuban mulai terendam banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo. Dari 21 desa itu, 10 desa di antaranya mulai terisolasi.
Sepuluh desa yang terisolasi itu Desa Kenongosari; Kendal; Glagah Wangi; Sanding Rowo, Kecamatan Soko, yang berbatasan dengan Bojonegoro; Kanorejo; Karang Winongo; Bulurejo; Tambakrejo; Sawahan; dan Maibit, Kecamatan Rengel.
Air juga merendam Desa Magersari, Peniden, Klotok, Bandungrejo, dan Bandungrowo, Kecamatan Plumpang. Di kecamatan ini setidaknya ada 460 hektare tanaman padi siap panen. Terendamnya 21 desa itu juga berimbas ke Kecamatan Widang yang hingga kini masih terendam akibat banjir susulan 5 hari lalu.
Di Bojonegoro, kemarin, luapan air sudah mulai merambat ke kota. Ketinggian air sudah mencapai bahu orang dewasa atau 1,5 meter. Air juga sudah masuk ke sejumlah jalan raya yang tingginya mencapai hampir setengah meter. Kemarin, posisi air di alat ukur tanggul Kota Bojonegoro menunjukkan angka 15,70 phielschal atau sudah berstatus siaga III banjir. Angka normalnya 13.00 phielschal.
Saat ini, setidaknya ada 500 pengungsi yang berasal dari Kampung Ledok Kulon dan Ledok Wetan, yang dievakuasi ke gedung serbaguna di Jalan KH Mas Mansyur, Bojonegoro. Sebagian pengungsi juga membuat tenda-tenda darurat di sepanjang tanggul sebelah barat Kota Bojonegoro yang lokasinya relatif tinggi. Tanggul sepanjang kurang-lebih 150 meter itu kemarin tampak dipenuhi tenda darurat.
Menurut Kemi, 42 tahun, warga RT 3 RW 1 Ledok Wetan, anggota keluarganya--5 orang--terpaksa diungsikan pada Selasa malam lalu. Ketinggian air di rumahnya sudah mencapai 1,5 meter dan terus meningkat. "Rumah sudah tidak bisa kita tempati lagi," ujarnya saat ditemui Tempo di tempat pengungsian kemarin.
Di gedung serbaguna, Kemi tinggal bersama 250 warga di Ledok Wetan yang mengungsi. Sejak mengungsi pada Selasa malam lalu, dirinya mengaku belum mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Dia mengatakan ada petugas pencatat dari Kecamatan Kota Bojonegoro, tapi setelah itu pergi. "Kami belum dapat bantuan," katanya.
Di Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro, tercatat ada empat desa yang terisolasi karena luapan air Sungai Bengawan Solo. Empat desa itu adalah Mlaten, Sudu, Pilangsari, dan Talok. Lokasi empat desa ini memang di bantaran Bengawan Solo. Dari data Kecamatan Kalitidu, tercatat ada 18 dari total 23 desa yang terendam banjir. Jumlah pengungsi di kecamatan itu tercatat 1.264 kepala keluarga. Para pengungsi kini berada di penampungan dan tenda-tenda darurat.
Di Kecamatan Trucuk, yang berlokasi di sebelah utara Kota Bojonegoro, juga terdapat dua desa yang terisolasi, yaitu Desa Sumbang Timur dan Tulungrejo.
Banjir yang melanda Bojonegoro tampaknya tak menghalangi upacara pelantikan pasangan bupati terpilih, Suyoto-Setyo Hartono, kemarin. Pelantikan langsung dilakukan oleh Gubernur Jawa Timur Imam Utomo. SUJATMIKO | ROCHMAN T
Post Date : 13 Maret 2008
|